Selasa, 12 April 2022

Crazy Rich Yang Tawadhu

Setelah sebelumnya membahas tentang Flexing, baik yang konvensional maupun yang berbau syariah... 

Yang diantara tujuannya diantaranya adalah untuk kepentingan konten, menarik traffic untuk dikonversi menjadi cuan ataupun katanya untuk menginspirasi orang lain agar selalu berjuang dan tetap semangat dalam merengkuh kesuksesan dalam hidup… 

Biar semua bisa menjadi Crazy Rich katanya.. 

Hal tersebut sah-sah saja dan juga merupakan hak mereka dalam membuat konten sebenarnya…

Akan tetapi… kita juga perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya:

1. Luruskan niat, apalagi ketika flexing itu berbau syariah, jangan sampai tujuan konten tersebut untuk riya dan menunjukkan kesombongan.. apalagi kesombongan yang ditutupi dengan kesan humble.. cek lagi konten sebelum diposting… 

2. Dalam kondisi sekarang ini, banyak sekali masyarakat yang sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja, yang kalau kata Boss saya dulu, “kesulitannya sudah seleher sehingga rawan tenggelam”. Khawatirnya konten kita bukannya menginspirasi, justru malah mengintimidasi dan terkesan tidak empati kepada mereka yang kondisinya sedang tidak baik…

Mungkin tidak ada salahnya kalau kita juga bisa mencontoh para Crazy Rich.. - ups Rich aja deh tidak usah pakai Crazy - …yang sholeh dan tawadhu berikut ini:


Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu 

Dikenal sebagai khalifah yang sederhana, murah hati, dan pemalu, meskipun ia adalah saudagar yang kaya raya. Yang kekayaannya masih mengalir dan bisa dirasakan sampai saat ini melaui sumber mata air miliknya. 

Beliau yang selalu memberikan pelayanan terbaik ketika menjamu tamu, diceritakan oleh suatu kisah bahwa di rumahnya, biasa memakan roti dengan cuka atau dengan minyak meski sebenarnya ia bisa menyantap makanan mewah, beliau tidak pernah ugal-ugalan dalam menggunakan kekayaannya. 

Padahal beliau adalah sahabat yang sangat kaya raya, yang Ketika meninggalnya meninggalkan harta 30 juta Dirham, 150.000 Dinar, sedekah 200.000 Dinar, 1000 ekor yang kalau dirupiahkan lebih dari 5 triliun rupiah. Hal itu belum termasuk sumur yang sampai sekarang masih mengalir ke rekeningnya, hibah 950 unta untuk alat perlengkapan perang, asset tanaj dan kuda yang jumlahnya sangat banyak..


Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu 

Yang dikenal sebagai khalifah, ia juga dikenal sebagai sahabat Rasul yang kaya raya. Namun, sepanjang hidupnya ia tak pernah memamerkan kekayaannya maupun hidup dalam kemewahan. 

Tidur siangnya hanya beralaskan tikar dan batu bata di bawah pohon kurma. Pakaiannya bukan berbahan mahal, hanya kain sederhana yang bahkan dipenuhi dua belas tambalan, yang salah satu tambalannya itu ditambal dengan kain kulit berwarna merah. Saking sederhananya, sampai warga sempat terkecoh dibuat Umar, dan tidak mengenali beliau ketika ke Yerusalem. Dimana ketika memasuki Yerusalem giliran Umar yang kebagian jatah memegang tali kekang Unta, sementara sang pembantu naik di punggung Unta. Sehingga membuat warga mengira bahwa yang berada di atas unta tersebut adalah Khalifah Umar bin Khattab, sementara laki-laki berbaju tambalan yang menarik unta itu adalah pembantunya.

Umar punya alasan sendiri. Prinsip hidup sederhana yang ia pegang semata-mata untuk menjaga perasaan rakyat yang ia pimpin. Ketika meninggalnya beliau Umar meninggalkan warisan lebih dari Rp 11 triliun. Setiap tahun, rata-rata lahan pertaniannya saat itu menghasilkan Rp 2,8 triliun per tahun. Beliau juga memiliki 70.000 properti dan pemimpin tertinggi pada masanya.


Abdurrahman bin Auf Radhiyallahu Anhu

Yang dikenal sebagai sahabat, kaya raya, dijamin masuk surga, dan sangat tawadhu.

Meskipun kaya raya tak terhingga, Abdurrahman bin Auf tetap hidup sederhana. Saking sederhananya Abdurrahman bin Auf, bila sedang berkumpul dengan para pegawainya, maka orang-orang yang tidak mengenalnya tidak akan mengira jika Abdurrahman adalah Bos dari semua orang.  Orang-orang tidak bisa mengetahui bedanya Abdurrahman yang merupakan pimpinan perusahaan dengan karyawan atapun bawahannya. Orang-orang yang baru bertemu tidak akan tahu bahwa yang ada dihadapannya adalah orang yang sangat kaya. Yang mendapatkan julukan bertangan emas, karena kepiawaiannya berbisnis.

Padahal ketika meninggalnya beliau meninggalkan warisan berlimpah yang kalau dirupiahkan lebih dari 13 triliun rupiah.


Nabi Sulaiman Alaihis Salam

Seorang Nabi yang sangat kaya raya dan Allah titipkan kerajaan yang terbesar dan tidak akan tertandingi sampai kapanpun.

Begitu tawadhunya beliau, sampai Ketika ada yang memuji beliau tentang kekayaan, kejayaan, dan kehebatannya… 

Beliau akan mengatakan “Hadza Min Fadli Robbi” Ini semua adalah karunia dari Rabku


Semoga kita bisa meneladani para Crazy Rich yang sholeh dan tawadhu diatas…

Semoga Allah Azza Wa Jala memberikan rezeki yang berlimpah kepada kita dan tetap menjadikan kita menjadi insan yang rendah hari...

Dan semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga melapangkan dada kita untuk bisa menerima segala ketentuan-Nya…


اللَّهُمَّ أكْثِرْ مَالِي، وَوَلَدِي، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أعْطَيْتَنِي وَأطِلْ حَيَاتِي عَلَى طَاعَتِكَ، وَأحْسِنْ عَمَلِي وَاغْفِرْ لِي

Allahumma ak-tsir maalii wa waladii, wa baarik lii fiimaa a’thoitanii wa athil hayaatii ‘ala tho’atik wa ahsin ‘amalii wagh-fir lii.”

(Ya Allah perbanyaklah harta dan anakku serta berkahilah karunia yang Engkau beri. Panjangkanlah umurku dalam ketaatan pada-Mu dan baguskanlah amalku serta ampunilah dosa-dosaku.) [doa pada Anas dan hadits Abdurrahman bin Abi Bakrah; HR Bukhari Muslim]


اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى

“Allahumma inni as-alukal huda wat tuqo wal ‘afaf wal ghina” 

(Ya Allah, aku meminta pada-Mu petunjuk, ketakwaan, diberikan sifat ‘afaf –menjauhkan diri dari hal haram- dan sifat ghina –hidup berkecukupan-) [HR. Muslim no. 2721]

sumber: instagram @udahavid

Flexing

Fenomena flexing cukup ramai dibicarakan masyarakat. Fenomena ini seiring dengan munculnya istilah “sultan” atau crazy rich di media sosial yang akhir-akhir ini berurusan dengan kepolisian.

Menurut kamus Merriam-Webster, flexing adalah memamerkan sesuatu atau yang dimiliki secara mencolok.  Kata flexing juga digunakan untuk orang yang suka memamerkan kekayaan yang sebenarnya tidak mereka miliki. Pandangan lain juga menyatakan bahwa flexing berarti orang yang palsu, memalsukan, atau memaksakan gaya agar diterima dalam pergaulan.

Flexing di media sosial dapat dilakukan dengan berbagai cara melalui foto atau video. Tindakan tersebut bisa berupa memamerkan barang mewah misalnya perhiasan, rumah, kendaraan dan barang-barang elektronik. Hingga flexing yang berbau syariah, seperti pamer sedekah, pamer pencapaian materi dengan dalih beli tunai sambil mencibir yang kredit, dan lainnya.

Korban flexing pun juga tidak sedikit, mulai dari kasus First Travel, Binomo, Quotex, Dream For Freedom, Pandawa Group, binary trading, investasi bodong, dan lainnya.

Lalu, bagaimana flexing dalam pandangan Islam?

Dalam banyak bahasan, flexing disamakan juga dengan pamer dan riya. Dan itu merupakan perbuatan yang dilarang, seperti beberapa dalil berikut ini:

Allah berfirman, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Luqman:18)

Apalagi jika sikap pamer ini diikuti dengan anggapan dirinya lebih mulia dari orang lain sehingga meremehkan, menghina, serta merendahkan orang lain baik dengan perbuatan maupun perkataan.

Pamer dikategorikan sebagai perbuatan syirik kecil yang dosanya sangat besar sebagaimana hadits berikut:

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ . قَالُوا وَمَا الشِّرْكُ الأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ : الرِّيَاءُ

Artinya: “Sesungguhnya yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah syirik ashghar (syirik terkecil).” Para sahabat bertanya, “Apa itu syirik terkecil itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu riya’ (pamer).” (HR ahmad)

Di ayat yang lain, Allah berfirman:

وَفَرِحُواْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلاَّ مَتَاعٌ

Mereka bersikap bangga terhadap kehidupan dunia. Padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit). (QS. ar-Ra’du: 26).

Dalam tafsir as-Sa’di dinyatakan:

أي: لا تفرح بهذه الدنيا العظيمة، وتفتخر بها، وتلهيك عن الآخرة، فإن اللّه لا يحب الفرحين بها

Artinya, janganlah kamu merasa sombong dengan duniamu yang banyak, bangga dengannya, sementara itu melalaikanmu dari akhirat. Karena Allah tidak menyukai orang yang bangga dengan dunia. (Tafsir as-Sa’di, hlm. 623).

Lalu mengapa seringkali orang tergoda untuk mengikuti orang yang melakukan flexing sebagai strategi marketing mereka?

Hal ini tidak terlepas karena adanya sifat tamak dari manusia seperti yang tertuang dalam hadits Anas bin Malik, dimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:

يَهْرَمُ ابْنُ آدَمَ وَتَبْقَى مِنْهُ اثْنَتَانِ الْحِرْصُ وَالأَمَلُ

“Jika manusia berada di usia senja, ada dua hal yang tersisa baginya: sifat tamak dan banyak angan-angan.” (HR. Ahmad, 3: 115. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam dalam haditsnya juga mengingatkan: “Seandainya seorang manusia memiliki dua lembah (yang penuh berisi) harta/emas maka dia pasti akan menginginkan lembah (harta) yang ketiga”.

Sifat rakus inilah yang akan terus menyeretnya untuk terus mengejar harta dan mengumpulkannya siang dan malam, dengan mengorbankan apapun untuk tujuan tersebut. Sehingga tenaga dan pikirannya akan terus terkuras untuk mengejar ambisi tersebut, dan ini merupakan kerusakan sekaligus siksaan besar bagi dirinya didunia

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Orang yang mencintai dunia/harta (secara berlebihan) tidak akan lepas dari tiga (kerusakan dan penderitaan): Kekalutan (pikiran) yang tidak pernah hilang, keletihan yang berkepanjangan dan penyesalan yang tiada akhirnya.”

Al Ghozali –rahimahullah- mengatakan, “Setan selamanya akan memalingkan pandangan manusia pada orang yang berada di atasnya dalam masalah dunia. Setan akan membisik-bisikkan padanya: ‘Kenapa engkau menjadi kurang semangat dalam mencari dan memiliki harta supaya engkau dapat bergaya hidup mewah[?]

’ Namun dalam masalah agama dan akhirat, setan akan memalingkan wajahnya kepada orang yang berada di bawahnya (yang jauh dari agama). Setan akan membisik-bisikkan, ‘Kenapa dirimu merasa rendah dan hina di hadapan Allah[?]” Si fulan itu masih lebih berilmu darimu’.” (Lihat Faidul Qodir Syarh Al Jaami’ Ash Shogir, 1/573)

Bagaimana cara kita menghindari melakukan dan tergiur dengan flexing?

Mungkin kita bisa merenungkan hadits berikut ini. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:

انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ

“Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Muslim no. 2963)

Al Hasan Al Bashri mengatakan:

إذا رأيت الرجل ينافسك في الدنيا فنافسه في الآخرة

“Apabila engkau melihat seseorang mengunggulimu dalam masalah dunia, maka unggulilah dia dalam masalah akhirat.”

Ya Allah, jauhkanlah kami dari sifat sombong dan membanggakan diri dalam hal harta dan dunia. Karuniakanlah pada kami sifat qona’ah, selalu merasa berkecukupan.

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى

“Allahumma inni as-alukal huda wat tuqo wal ‘afaf wal ghina”

(Ya Allah, aku meminta pada-Mu petunjuk, ketakwaan, diberikan sifat ‘afaf –menjauhkan diri dari hal haram- dan sifat ghina –hidup berkecukupan-) (HR. Muslim no. 2721)

sumber: instagram @udahavid

3 Janji Allah Dalam Al-Quran

لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat (QS Ibrahim 7)

 

فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ

Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku (Al Baqarah 152)

 

دْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ

Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina (Ghaffir 60) 

Ana Khoiru Minhu - Aku Lebih Baik dari Dia

Sifat sombong menyelinap dalam hati manusia, samar, tersembunyi dan jarang disadari. Sifat ini menyertai setiap amal hamba, baik dalam ranah ibadah maupun muamalat. Jika tak segera disadari, sifat sombong ini akan menghancurkan segala amal baik.

Sikap sombong adalah memandang dirinya berada di atas kebenaran dan merasa lebih di atas orang lain. Orang yang sombong merasa dirinya sempurna dan memandang dirinya berada di atas orang lain. (Bahjatun Nadzirin, I/664, Syaikh Salim al Hilali, cet. Daar Ibnu Jauzi)

Siapa yang menjadi "tauladan" orang yang sombong? Jawabannya tiada lain adalah IBLIS la'natullah, makhluk Allah yang berlaku sombong, menentang perintah Robb-nya.

Frasa "Ana khairun minha" (aku lebih baik dari dia) yang diucapkan iblis saat memberikan hujjah atas pembangkangkangannya terhadap perintah Allah, sangatlah berbahaya. Menyebabkan murkanya Allah, sehingga iblis diusir dari surga dalam keadaan dilaknat dan terhina.

Orang-orang sombong berlaku sama dengan yang ditunjukkan iblis. Orang-orang ini memandang dirinya, golongannya, kelompoknya, madzhabnya, harokahnya, sukunya, lebih mulia lebih benar lebih baik dari yang lain.

Semoga kita selamat dari kesombongan, dan semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa menjaga kerbersihan hati dari penyakit ini.

Sumber: instagram @udahavid

Mengikis Kesombongan

Puncak dari penghambaan adalah Ihsan. Tapi menuju puncak itu tak mudah. Perangkap pertama yang tak boleh dilewati seorang sholeh adalah bersih-bersih hati. Karena di surga tak ada tempat bagi orang sombong.

Allah berfirman: “Negeri akhirat itu Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan tidak berbuat kerusakan di bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-Qoshos: 83)

Imam Al Ghazali memberikan resep agar terhindari dari hal sombong

1. Jika berjumpa dengan anak-anak, anggaplah bahwa anak-anak tersebut lebih mulia daripada kita karena mereka belum banyak melakukan dosa.

2. Apabila bertemu dengan orang tua, anggaplah ia lebih mulia daripada kita karena dia sudah lama beribadah.

3. Jika berjumpa dengan orang alim, anggaplah dia lebih mulia daripada kita karena mereka telah mempelajari dan mengetahui banyak ilmu.

4. Jika melihat orang bodoh, anggaplah mereka lebih mulia daripada kita karena mereka melakukan dosa dalam kebodohan, sedangkan kita melakukan dosa dalam keadaan mengetahui.

5. Apabila melihat orang jahat, jangan anggap kita lebih mulia karena mungkin suatu hari nanti dia akan bertobat atas kesalahannya.

6. Apabila bertemu dengan orang kafir, katakan di dalam hati bahwa mungkin suatu hari nanti mereka akan mendapatkan hidayah dan memeluk Islam sehingga segala dosa mereka akan diampuni oleh Allah.

sumber: instagram udahavid