Minggu, 09 Februari 2025

Songsong Tahun Baru Dengan Muhasabah Diri Dan Resolusi Hidup Baru


Songsong Tahun Baru Dengan Muhasabah Diri Dan Resolusi Hidup Baru
Ust Rahmat Abu Bakar
Masjid Asy Syuhada Harapan Indah
Ahad, 29 Desember 2024 / 27 Jumadil Akhir 1446H

 

Apa makna pergantian tahun bagi seorang muslim?

Bagi seorang muslim pergantian waktu merupakan momentum muhasabah diri dan resolusi hidup baru agar lebih baik lagi. Dan ini tidak terikat hanya dengan pergantian tahun baru dan sesuai dengan prinsip bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.

Banyak manusia yang menyia-nyiakan sisa umurnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas)

Resolusi itu apa? Secara singkat resolusi adalah membuat kembali keinginan atau cita-cita yang dituangkan dalam rencana, baik tertulis maupun tidak. Dalam kehidupan seorang muslim tentunya cita-citanya harus semakin mendekatkan diri ke Allah agar bisa mendapatkan tiket ke surga.

Kenapa resolusi itu penting:

1. Kenyataan hari ini merupakan mimpi kemarin dan mimpi hari ini merupakan kenyataan hari esok (Hasan Al Banna)

2. Nilai umurmu tergantung amalmu

يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ قَالَ : مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ 

“Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia?” Beliau menjawab: “Orang yang panjang umurnya dan baik amalannya.”(HR: Tirmidzi)

Kabar baiknya : Ketika seorang terlah berkomitmen untuk melakukan kebaikan maka catatan kenaikannya sudah bekerja.

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang hadits yang beliau riwayatkan dari Rabb-nya Tabaraka wa Ta’ala. Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah menulis kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa yang berniat melakukan kebaikan lalu tidak mengerjakannya, maka Allah menulis itu di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna, dan jika dia berniat mengerjakan kebaikan lalu mengerjakannya, maka Allah menulis itu di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus lipat hingga perlipatan yang banyak. Jika dia berniat melakukan keburukan lalu tidak jadi mengerjakannya, maka Allah menulis itu di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna, dan jika dia berniat melakukan keburukan lalu mengerjakannya, maka Allah menulis itu sebagai satu keburukan.” (HR. Bukhari, no. 6491 dan Muslim, no. 131 di kitab sahih keduanya dengan lafaz ini). 

3. Umurmu akan dimintai pertanggungjawaban

Rasulullah bersabda:

لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ.

“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya” (HR. Tirmidzi).

4. Setiap pergantian waktu adalah catatan sejarah baru hidupmu

اِقْرَأْ كِتٰبَكَۗ كَفٰى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيْبًاۗ

“Bacalah kitabmu. Cukuplah dirimu pada hari ini sebagai penghitung atas (amal) dirimu.” (QS Al Isra (17): 14)

 وَتَرٰى كُلَّ اُمَّةٍ جَاثِيَةً ۗ كُلُّ اُمَّةٍ تُدْعٰٓى اِلٰى كِتٰبِهَاۗ اَلْيَوْمَ تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

(Pada hari itu) engkau akan melihat setiap umat berlutut. Setiap umat dipanggil untuk (melihat) buku (catatan amal)-nya. Pada hari itu kamu diberi balasan atas apa yang telah kamu kerjakan. (QS Al Jasiyah [45] : 28)

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS Al Hasyr [59] : 18)

5. Berani bermimpi besar dan tindakan besar

Umar bin Abdul Aziz pernah berkata, “Sesungguhnya aku memiliki jiwa yang berkeinginan sangat kuat, aku bercita-cita untuk tegaknya khilafah maka aku memperolehnya. Aku menginginkan menikahi putri seorang khalifah maka aku mendapatkannya, aku bercita-cita menjadi khalifah maka aku mendapatkannya, dan aku sekarang menginginkan surga maka aku berharap untuk mendapatkannya.”

Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah, “Tidak ada kegembiraan sama sekali bagi orang yang tidak punya hasrat dan impian ...”

Ibnu Qayyim juga berkata dalam Al Fawaaid:Jiwa yang mulia, tidaklah ridha terhadap sesuatu, kecuali terhadap sesuatu yang paling tinggi, paling mulia dan paling terpuji (paling baik) hasil akhirnya. Adapun jiwa yang rendah, dia hanya berputar di sekeliling perkara yang hina, dia menghampiri perkara hina itu sebagaimana lalat menghinggapi kotoran.

6. Impianmu tidak boleh kecil

Umar Bin Khattab berkata:Janganlah kalian jadikan impian kalian kecil, sebab kulihat tak ada yang lebih menjauhkan kemuliaan daripada impian yang rendah

7. Impian harus dijaga

Jagalah impianmu, sebab impian adalah pemantik segala karya. Siapa yang impiannya benar dan ia lakukan dengan tulus, maka segala tindakannya menjadi benar (Mamsyad Addainuri)

Hidup tanpa impian / tujuan sama seperti layang-layang putus, milikilah impian / tujuan dan percayalah anda dapat mencapainya

8. Punyalah tekad membara

Kalau kau sudah punya impian, punyalah tekad membara, sebab impian menjadi kacau jika engkau bimbang (Syair)

Rasulullah bersabda:

مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ

“Siapa saja yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang beruntung. Siapa saja yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang merugi. Siapa saja yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang dilaknat (celaka).” (HR Al-Hakim).

Tidak ada komentar: