Sabtu, 08 Februari 2025

Ibroh Dari Fenomena Terbakarnya Los Angeles Dan Gencatan Senjata di Palestina

Ibroh Dari Fenomena Terbakarnya Los Angeles Dan Gencatan Senjata di Palestina
Ust Yunus Yulianzam MA
Masjid Asy Syuhada, Harapan Indah
Sabtu, 25 Januari 2025 / 25 Rajab 1446H

 

Di bulan Januari ini ada 2 peristiwa yang bisa memperkuat iman kita, yang pertama peristiwa terbakarnya los angeles dan yang kedua terjadinya gencatan senjata di Palestina.

Tujuan penjajahan Palestina:

1. Menguasai Gaza

2. Menghancurkan Hamas

3. Membebaskan sandera

وَمَكَرُوْا وَمَكَرَ اللّٰهُ ۗوَاللّٰهُ خَيْرُ الْمٰكِرِيْنَ

Mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya dan Allah pun membalas tipu daya (mereka). Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. (QS. Ali Imran: 54)

Bagi orang beriman, melihat fenomena ini akan menambah iman mereka.

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (QS. Al Anfal: 2)

Dibakarnya kota Los Angeles tidak mungkin dan tidak lepas dari kehendak Allah. Seperti yang tertuang dalam firman Allah Azza Wa Jala:

وَعِندَهُۥ مَفَاتِحُ ٱلْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِى ظُلُمَٰتِ ٱلْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz) (QS. Al An'am : 59)

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS. Al Hadid : 22)

لِّكَيْلَا تَأْسَوْا۟ عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ

(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu...

Itu yang kita lihat dari bangsa Palestina meskipun negeri mereka luluh lantak dihancurkan penjajah Israel. Mereka Istiqomah dalam islam, mereka tidak takut, dan mereka tidak bersedih hati.

اَلَاۤ اِنَّ اَوۡلِيَآءَ اللّٰهِ لَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُوۡنَ ۖ ۚ٦٢ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَكَانُوۡا يَتَّقُوۡنَؕ٦٣

Ingatlah wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan senantiasa bertakwa. (QS. Yunus : 62-63)

Sebaliknya korban kebakaran di Los Angeles, mereka depresi. Itulah bedanya antara orang beriman dengan orang kafir. Orang beriman menganggap musibah itu Rahmat.

أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَٰتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُهْتَدُونَ

Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al Baqarah : 157)

ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar Rum : 41)

"Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Tiga orang yang doanya tidak tertolak: pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai ia berbuka, dan doa orang yang terzalimi, Allah akan mengangkatnya di bawah naungan awan pada hari kiamat, pintu-pintu langit akan dibukakan untuknya seraya berfirman: Demi keagungan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu meski setelah beberapa saat.” (Hadis Hasan diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Fenomena dibakarnya Los Angeles bisa dilihat dalam surat Al Buruj ayat 10:

اِنَّ الَّذِيۡنَ فَتَـنُوا الۡمُؤۡمِنِيۡنَ وَ الۡمُؤۡمِنٰتِ ثُمَّ لَمۡ يَتُوۡبُوۡا فَلَهُمۡ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمۡ عَذَابُ الۡحَرِيۡقِؕ

Sungguh, orang-orang yang mendatangkan cobaan (bencana, membunuh, menyiksa) kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan lalu mereka tidak bertobat, maka mereka akan mendapat azab Jahanam dan mereka akan mendapat azab (neraka) yang membakar.

Yahudi memang menganggap bangsa selain mereka adalah binatang (goyim) dan mereka akan terus berperangai begitu, maka tidak heran kalau mereka gemar menyiksa. Seperti dalam doktrin di talmud. Sehingga tidak heran apabila Yoav Gallant, mantan Menteri Pertahanan Israel mengatakan: "We are fighting human animals [in Gaza], and are dealing as such."

Yahudi menjajah Palestina tidak lain dari gagasan Theodore Herzl yang mengatakan Yahudi harus memiliki negara, dari 3 kandidat yaitu: Uganda, Argentina, dan Palestina. Maka dipilihlah Palestina sebagai destinasi mereka. Maka dirancanglah rencana busuk mereka untuk menguasai Palestina.

Di Indonesia sudah ada 2 ormas Yahudi yang sudah legal, yaitu : Lions Club dan Rotary Club (Rotary International). Waspadalah atas 2 ormas ini. Yahudi sudah mencoba menginfiltrasi Indonesia sejak zaman Hindia Belanda seperti yang dalam buku Jejak-Jejak Yahudi di Indonesia (Fakta dan Data Yahudi di Indonesia) yang ditulis oleh Rizki Ridyasmara.

Fenomena angin yang membawa api sebenarnya telah disebutkan dalam Al-Qur'an, khususnya dalam Surah Al-Baqarah ayat 266:

أَيَوَدُّ أَحَدُكُمْ أَنْ تَكُونَ لَهُ جَنَّةٌ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ لَهُ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَأَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهُ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاءُ فَأَصَابَهَا إِعْصَارٌ فِيهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ

Adakah salah seorang di antara kamu yang ingin memiliki kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, di sana dia memiliki segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tuanya sedang dia memiliki keturunan yang masih kecil-kecil. Lalu kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, sehingga terbakar. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkannya.

Semoga kita bisa mengambil ibroh dari 2 peristiwa ini, yaitu: terbakarnya kota Los Angeles dan gencatan senjata di Palestina.

 

Bekerja Dengan Visi Akhirat









Bekerja Dengan Visi Akhirat
Ust Ahmad Rojab MA
Masjid Asy Syuhada, Harapan Indah
Ahad 8 Februari 2025 / 9 Syaban 1446 H


وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ ۝٧٧

Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS Al-Qasas : 77)

Al Qur'an dan hadits memberi kita tuntunan dalam hidup kita, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek adalah fidunnya hasanah. Tujuan jangka panjangnya adalah wa fil akhirati hasanah.


Ada 4 yang Allah sebutkan dalan surat Al Qasas diatas:

1. Cari pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat.

2. Janganlah lupakan bagian di dunia.

3. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.

4. Janganlah berbuat kerusakan di bumi.


Artinya prioritas seorang muslim adalah akhirat. Harus memiliki visi akhirat. Orang yang memiliki visi akhirat:

1. Ia akan mempersembahkan yang terbaik di tempat bekerja. Sebab ia teringat dengan janji Allah di Surat Al Zalzalah ayat 7-8:

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ ۝٧ وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَه ۝٨

Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya.


2. Ia akan selalu menjaga amanah yang diberikan kepadanya dengan cara berlaku jujur, berlaku adil, bekerja dengan sempurna. Hal ini sebagaimana surat Al Anfal ayat 27:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَخُوْنُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْٓا اَمٰنٰتِكُمْ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ۝٢٧

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul serta janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui.


3. Allah akan berikan karunia kepada yang bekerja untuk akhirat. Sebagaimana hadits:

Dari Zaid bin Tsabit Radhiyallahu anhu, ia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ ، فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّـتَهُ ، جَمَعَ اللهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِيْ قَلْبِهِ ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ.

Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allâh akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allâh akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina.” (HR Ahmad)

Konsep rezeki dalam Islam ada 2 yaitu rezeki Kasbi dan rezeki wahbi. Rezeki kasbi dan rezeki wahbi adalah dua jenis rezeki yang diberikan Allah kepada manusia. Rezeki kasbi diperoleh melalui usaha dan kerja, sedangkan rezeki wahbi datang di luar prediksi manusia. Karena Rezeki Wahbi merupakan wujud sifat rahim Allah, maka orang yang gemar melakukan sedekah sangat berpeluang mendapatkan rezeki jenis terakhir ini.


Jangan lupakan juga bagianmu di dunia.

Syaikh Al Utsaimin rahimahullah berkata,"Ambillah dari dunia apa yang halal untukmu, jangan kau lupakan bagianmu dari dunia ini. Akan tetapi, jadikan dia di tanganmu, bukan di hatimu". (Syarh Riyadhus Shalihin, 3/369)

Untuk mengambil bagian di dunia kita memerlukan kekuatan ibadah dan kekuatan ikhtiar.

Kita juga diminta berbuat baik sebagaimana Allah terlah berbuat baik kepada kita. Yang kita tidak akan mampu menghitung kebaikan Allah sebagaimana firman Allah dalam surat An Nahl ayat 18:

.وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ۝١٨

Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dan yang juga perlu diingat, kita dilarang untuk berbuat kerusakan. Jangan bermaksiat kepada Allah. Terlebih di 3 bulan yang kita jalani sekarang. Rajab - Syaban - Ramadhan. Karena bukan ini memiliki keutamaan masing-masing. Selain itu kita juga harus mewaspadai kemaksiatan di bulan Haram. Karena di bulan tersebut baik pahala dan dosa akan dilipatgandakan. Empat bulan haram tersebut adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.


Bagaimana pekerjaan bisa bernilai ibadah?

Pekerjaan bernilai ibadah adalah pekerjaan yang dilakukan dengan niat ibadah kepada Allah. Yang perlu diingat:

1. Semua aktifitas yang dilakukan seorang muslim selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam nilainya ibadah.

2. Pastikan niat bekerja kita benar-benar karena Allah Ta'ala.

Semoga Allah memberikan kekuatan iman dan takwa kepada kita sehingga menjadikan akhirat sebagai tujuan akhir kita dan kita kelak dikumpulkan di surganya Allah Azza Wa Jala.

 

Senin, 30 Oktober 2023

The Goodfather

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan-lah kamu membenci bapak-bapak-mu, karena barangsiapa membenci bapaknya, maka itu merupakan perbuatan kekafiran”. [HR. al-Bukhâri dan Muslim]

Bapak adalah cahaya dalam keluarga. Kehadirannya selalu diharapkan. Canda dan tawanya adalah penghias kehidupan. Pelukan dan kasih sayangnya adalah pelita kehidupan. Memandang Bapak mendatangkan kebahagiaan. Kepergiannya mendatangkan kesedihan.

Bapak adalah sosok yang telah berkorban untuk keluarga. Dialah yang telah berusaha untuk membimbingmu dengan tidak pernah lelah. Dialah yang selalu mengharapkan kebaikanmu dengan penuh ketulusan.

Bapak, dialah yang senantiasa memberimu tanpa pelit sama sekali. Tanpa perhitungan kepadamu.Yang penting engkau bisa tertawa, engkau bisa tersenyum. Ia mengorbankan dirinya untukmu. Ia mengorbankan waktunya untuk menebus kebahagiaanmu. Dialah Bapak. Dialah Bapak. Yang Allah telah mewasiatkan kepadamu agar berbakti kepadanya. Agar berbuat yang terbaik baginya.

Ia melawan kerasnya kehidupan, bertarung mencari nafkah.Semuanya demi kebahagiaanmu. Demi untuk melihat senyumanmu. Betapa sering engkau memintanya untuk memberikan sesuatu. Sementara engkau tidak tahu tentang kondisnya yang berat yang sedang ia hadapi. Namun ia tak pernah mengutarakannya kepadamu. Engkau tidak peduli akan dirinya, namun ia begitu mempedulikanmu. Baginya yang penting kebutuhan sekolahmu, kebutuhan kuliahmu, kebutuhan pendidikanmu terpenuhi. Ia tidak peduli meski harus dimaki dan dihina orang. Semua itu demi dirimu.

Betapa sering ia terbangun di tengah gelapnya malam untuk mendoakanmu, sementara engkau tidak tahu. Engkau sedang tidur pulas dalam impianmu. Betapa sering air matanya mengalir seraya memohon kepada yang kuasa “Ya Rabb, yang penting anakku menjadi anak yang berhasil. Yang menggapai cita-citanya.” Sementara engkau tidak tahu.

Lihatlah, ia harus keluar bekerja di pagi hari demi untuk membahagiakanmu. Ia harus pulang di malam hari, tidak sempat istirahat, ia bekerja menempuh jarak yang begitu jauh. Semuanya demi kebahagiaanmu. Karena ia tak kuasa jika harus melihat engkau sedih dan menangis.

Ia membanting tulang untuk membangun rumah bagimu. Agar engkau bisa hidup dengan nyaman. Ia berpeluh keringat agar engkau bisa makan yang enak. Ia menahan penderitaan pekerjaan agar engkau bisa lulus dalam pendidikanmu. Itulah Bapak. Itulah perjuangannya. Itulah  pengorbanannya. Ia memberikan kepadamu segala sesuatu dan ia tidak meminta upah darimu.

Ia berusaha semaksimal mungkin untukmu. Sementara ia tidak pernah menanti ucapan terima kasih darimu. Ia telah banyak berbuat baik untukmu yang engkau tidak melihatnya. Ia berbakti kepadamu dengan pengorbanan yang tidak akan pernah bisa engkau balas. Tatkala engkau semakin besar. Pandangannya kepadamu semakin penuh harapan. Semua keinginanmu dipenuhi. Cita-citamu selalu ia perjuangkan.Ia bahagia dengan bahagianya dirimu. Bapak bersedih jika engkau bersedih. Betapa banyak air matamu yang terhapus dengan pelukannya. Betapa banyak kegelisahan yang ada dalam hatimu ia hapus dengan belaiannya. Ia bekerja untukmu tak kenal lelah. Keringat bercucuran dari pelihnya, tidak ia pedulikan.

Hingga tatkala engkau menjadi seorang pemuda, jadilah dirimu kebanggaannya. Engkau diceritakan di sana dan di sini. Ia gembira dengan keberhasilanmu. Ia bahagia melihat derap langkah kakimu. 

Tahun-tahun berlalu, inilah hasil perjuangannya mendidikmu selama ini. Jerih payahnya yang penuh dengan kesulitan dan penderitaan demi memperjuangkan kebahagiaanmu. Betapa banyak kesedihan yang ia lalui tatkala mendidikmu dimana tatkala dulu engkau membangkangnya. Betapa banyak gelas air mata pilu yang harus diminumnya ketika engkau nakal dan melawannya.

Meski pujian setinggi langit dan puisi indah yang terangkai, tetap tidak bisa membalas hak Bapak yang begitu agung. Dialah sosok yang menjadi tumpuanmu tatkala engkau masih kecil dan tatkala engkau remaja. Tatkala semua orang di sekelilingmu meninggalkanmu dan tidak memperdulikanmu, dia tetap bersamamu. Dialah Bapak yang menjadi pondasi dalam keluarga. Dialah tanda ketentraman dan keamanan dalam keluarga.

Selamat Ulang Tahun Papa. Semoga Allah senantiasa melindungimu dan memberikan keberkahan padamu.

رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا

Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil. [Al-Isra: 24]