Senin, 12 Oktober 2020

Yuk Ayah, Temenin Anak Berbuat Baik

Seri ketujuh dari serial AyahHebat adalah tentang bagaimana Ayah bisa menemani Anak dalam berbuat baik. Salah satu fatherlessness adalah ketiadaan keikutsertaan Ayah dalam membentuk akhlak dan moral anak-anak kita, membentuk bagaimana anak-anak kita berkelakuan positif. Bagaimana cara menemani anak untuk dapat mengajari anak berkelakuan positif?

Pertama, jangan melihat ke anaknya, tapi periksa diri kita lebih dahulu, apakah kita sudah siap menemani anak berbuat baik. Jika belum siap (baik belum siap secara fisik maupun belum siap secara psikis) maka Ayah lebih baik istirahat sejenak dan jangan terlalu memaksakan. Agar kita tidak kehilangan golden moment bersama anak, karena anak membutuhkan kita 100% ketika kita berinteraksi dengan anak. Anak membutuhkan Ayah yang hadir secara fisik dan juga hadir secara psikis.

Kedua, buat komitmen dengan pasangan atau ibunya anak-anak dalam menemani anak berbuat baik karena anak melihat model dari dua orang dan dua-duanya harus selaras.

Ketiga, jangan lupakan doa ketika menemani anak berbuat baik. Karena salah satu esensi dari Fathering adalah bagaimana hubungan Ayah dengan Allah Azza Wa Jala. Bahkan beberapa ulama ada yang berpendapat, sebelum kita berkomunikasi dengan anak, jangan lupa untuk berwudhu.

Keempat, motivasi dan inspirasi. Ayah memberikan motivasi, motivasi bisa diambil dari eksternal, misalnya ayah memberi contoh dari lingkungan diluar keluarga kita. Misalnya, Ayah mengajarkan anak untuk bersyukur karena masih diberikan nikmat makan sementara ada disekitarnya yang kesulitan secara ekonomi, lalu ayah mengajarkan anak untuk bersyukur dan menolong yang kesulitan tersebut. Biasanya motivasi tidak bertahan lama, sedangkan inspirasi bertahan lebih lama. Ayah memberikan inspirasi dengan menjadi role model atau memberikan keteladanan. Jadi Ayah harus memberikan contoh nyata berbuat baik kepada anak, mulai dari dalam keluarga hingga dilingkungan sekitar. Jika anak berusia dibawah 3 tahun, keteladanannya bisa dilakukan melalui suara, ajarkan anak untuk berempati. Ayah bisa berkisah cerita sahabat, rasul, dan banyak hal lagi. Jika anak berusia diatas 3 tahun bisa melalui gerak tubuh Ayah. Ayah harus bergerak memberikan contoh berbuat baik secara nyata.

Kelima, understanding. Ayah memberikan pemahaman apa yang akan dia lakukan. Terkadang anak tidak berbuat baik karena kosa emosi atau kosa ekspresi atau kosa perasaannya belum banyak dan memadai sehingga kita juga perlu mengecek kosa emosi atau kosa ekspresi atau kosa perasaan anak kita. Salah satu contohnya dengan menanyakan, ”Nak kata depannya K kita kita ingin marah, itu apa ya namanya?” Dengan menanyakan hal itu Ayah bisa mengecek apakah anak sudah punya belum kosa emosi untuk hal yang ditanyakan tersebut. Jika ternyata belum, ayah bisa mengenalkan kosa emosi berdasarkan abjad, mulai dari A sampai Z. Bisa melalui pantomin, bisa melalui kisah, bisa melalui kliping koran dengan menampilkan gambar ekspresi, atau lainnya. Karena tidak sedikit kasus, anak sudah kelas 2 SD akan tetapi belum mengerti apa itu marah, apa itu kecewa, apa itu sedih, dan lainnya.. sehingga semuanya diselesaikan dengan tangisan. Understanding merupakan salah satu pijakan utama. Semakin Ayah mengajarkan understanding kepada anak akan membuat anak mengerti dengan apa yang dilakukannya. Selain itu, untuk mengajarkan understanding, Ayah juga bisa meyakinkan. Misalnya ketika anak berbuat baik, Ayah bisa meyakinkan anak akan kosa emosi atau empatinya sambal mengajak anak tersebut untuk berbuat baik secara langsung kepada orang lain. Penting juga untuk dilakukan, selain mengecek kosa emosi anak, kita perlu untuk mengecek kosa emosi diri kita dan pasangan kita. Jangan-jangan kita dan/atau pasangan kita juga memiliki banyak kekurangan dalam hal kosa emosi.

Keenam, menjaga semangat Ayah untuk menemani anak berbuat baik.

Semoga kita mejadi Ayah Hebat yang bisa selalu menemani anak kita untuk berbuat baik dan semoga anak kita memiliki usia psikologis yang lebih matang dari usia psikologisnya.

Tidak ada komentar: