Kamis, 22 Oktober 2020

Ayah Sang Kepala Sekolah

Kita sering mendengar orang mengatakan kalau Ibu adalah madrasah pertama bagi anak, sehingga menafikkan peran ayah dalam mendidik anak.. Betul.. Memang ibu adalah madrasah sang anak, tapi ayah lah kepala sekolahnya, seperti pepatah arab "Al ummu madrasatul ula, wal abu mudiruha, roisuha". Oleh karena itu tema Ayah Hebat kali ini mengangkat topik Ayah Sang Kepala Sekolah yang disampaikan oleh Ustadz Bendri Jaisyurrahman.

Peran ayah sebagai kepala sekolah juga dengan tegas dinyatakan dalam Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim, "Masing-masing kalian adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang orang yang dipimpinnya. Renguasa adalah pemimpin bagi manusia, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka..."

Kepala sekolah memang jarang berinteraksi dengan anak, tetapi kualitas sebuah sekolah tergantung dari kepala sekolahnya. Oleh karena itu ayah sebagai kepala sekolah jangan hanya menyalahkan tapi perlu menjalankan perannya. Seorang ayah kepala sekolah harus membekali diri dengan empat fungsi kepala sekolah.

Fungsi pertama, ayah punya tugas menyamankan sekolah. Ayah perlu untuk membahagiakan sekolah atau madrasah, yaitu ibu. Sulit bagi ibu membuat anak betah di sisinya jika ia tak mendapatkan dukungan. Sehingga, menjadi mudah stress, tertekan, hanyut dalam perasaannya sendiri, merasa lelah, bosan, dan lainnya. Dalam Surat Al A’raf ayat 58 Allah berfirman,

وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهٗ بِاِذْنِ رَبِّهٖۚ وَالَّذِيْ خَبُثَ لَا يَخْرُجُ اِلَّا نَكِدًاۗ

Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya yang tumbuh merana…

Tanah yang dimaksud disini adalah Ibu, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat Al Baqarah ayat 223,

نِسَاۤؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ ۖ فَأْتُوْا حَرْثَكُمْ اَنّٰى شِئْتُمْ ۖ

Istri-istrimu adalah ladang bagimu…

Ayah membantu ibu mendapatkan kebutuhan psikologisnya. Misalnya, ayah harus memberikan ruang bagi ibu untuk berbicara mengeluarkan isi hati dan pikirannya. Sebuah penelitian menyebutkan, wanita yang sehat jiwanya minimal mengeluarkan 20.000 kata per hari. Seperti yang dicontohkan Rasulullah yang dikisahkan Ibnu Abbas dalam Hadits Bukhari, "Aku menginap di rumah bibiku Maimunah (istri Rasulullah), maka Rasulullah berbincang-bincang dengan istrinya (Maimunah) beberapa lama kemudian beliau tidur".

Ayah jangan mengecilkan peran ibu dengan misalnya membandingkan ibu dengan guru disekolah. Ibu yang jiwanya sehat insya Allah mampu menjalankan tugasnya sebagai madrasah terbaik bagi anak-anaknya.

Fungsi kedua, ayah harus merumuskan visi dan misi. Dan ini harus ayah pahami, salah satu yang harus ayah lakukan menurut Bunda Elly Risman adalah menentukan Garis-garis Besar Haluan Keluarga (GBHK). Maksudnya ayah harus merumuskan garis-garis besar pengasuhan dan pendidikan di rumah agar istri bisa mendidik sesuai tujuan. Garis-garis besar pengasuhan dan pendidikan inilah yang tertuang dalam visi misi. Mengasuh anak tak bisa pasrah mengikuti aliran air, sebab air bisa mengalir ke sungai dan juga bisa mengalir ke tempat pembuangan.

Belajar dari Nabi Ibrahim, meski ia berada di Palestina sedangkan istri dan anaknya di kota Makkah, tapi Nabi Ibrahim telah merumuskan visi dan misi pendidikan anaknya. Semua ini tertuang dalam doa yang terangkai dalam al-Qur’an Surah Ibrahim (14) ayat 35–37.

وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهِيْمُ رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا الْبَلَدَ اٰمِنًا وَّاجْنُبْنِيْ وَبَنِيَّ اَنْ نَّعْبُدَ الْاَصْنَامَ ۗ رَبِّ اِنَّهُنَّ اَضْلَلْنَ كَثِيْرًا مِّنَ النَّاسِۚ فَمَنْ تَبِعَنِيْ فَاِنَّهٗ مِنِّيْۚ وَمَنْ عَصَانِيْ فَاِنَّكَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ رَبَّنَآ اِنِّيْٓ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِۙ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ فَاجْعَلْ اَفْـِٕدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِيْٓ اِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhan, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala. Ya Tuhan, berhala-berhala itu telah menyesatkan banyak dari manusia. Barangsiapa mengikutiku, maka orang itu termasuk golonganku, dan barang-siapa mendurhakaiku, maka Engkau Maha Pengampun, Maha Penyayang. Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.

Berdasarkan ayat di atas, setidaknya ada 4 visi Nabi Ibrahim sebagai ayah dalam mendidik anak, yakni menguatkan aqidah, membiasakan ibadah, menanamkan akhlak, dan menguasai skill entrepreneur  (wirausaha).

Fungsi ketiga, ayah harus melakukan evaluasi. Jadi ayah jangan bosan melakukan evaluasi berdasarkan visi misi yang dibuat sebelumnya. Sebagaimana dikisahkan dalam Al Quran, bagaimana Nabi Yakub mengevaluasi anaknya yang tertuang dalam Surat Albaqarah ayat 133,

اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاۤءَ اِذْ حَضَرَ يَعْقُوْبَ الْمَوْتُۙ اِذْ قَالَ لِبَنِيْهِ مَا تَعْبُدُوْنَ مِنْۢ بَعْدِيْۗ قَالُوْا نَعْبُدُ اِلٰهَكَ وَاِلٰهَ اٰبَاۤىِٕكَ اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ

Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Yakub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.”

Nabi Yakub tidak menanyakan tentang pekerjaan atau usaha yang sedang dijalankan anaknya, juga tidak menanyakan urusan dunia lainnya, melainkan Nabi Yakub menanyakan urusan akidah ke anaknya.

Dari kisah Nabi Yakub diatas, maka ayah perlu untuk sering berbicara dengan anak agar ayah bisa mengevaluasi pengasuhan yang sudah kita jalankan. Jika mereka jarang membicarakan masalah agama, itu tandanya pengasuhan belum sesuai misi dan visi. Ayah perlu untuk duduk bersama ibu untuk memperbaiki lagi pengasuhan yang ada berdasarkan evaluasi yang dilakukan agar visi misa yang dibuat bisa tercapai.

Fungsi keempat, ayah harus menegakkan aturan. Maksudnya ayah yang memastikan bahwa aturan tegak di rumah, bukan ibu. Sebagaimana Lukman menegakkan aturan dalam menasihati anaknya dalam Quran Surat Lukman yang dimulai dari ayat 12, agar anaknya tidak musyrik kepada Allah, memegang teguh ketauhidan, mendirikan shalat, keberanian memerintah kepada kebaikan, memiliki keberanian mencegah kemungkaran, bersabar terhadap musibah yang menimpa, tidak bersikap sombong kepada orang lain, tidak angkuh dalam menjalani hidup, menyederhanakan cara berjalan, dan melunakkan suara.

Jadi ayah jangan membiarkan ibu menegakkan aturan. Ayah harus menunjukkan otoritas dan ketegasan. Tentu saja, ketegasan tersebut harus diimbangi dengan kelembutan dan kebaikan. Karena kalau ibu menegakkan aturan, ibu kehilangan fitrah kasih sayangnya yang bisa membuat anak merasa tidak nyaman dan tidak betah dirumah.

Semoga kita bisa menjadi kepala sekolah terbaik bagi anak-anak kita semua. Dan semoga anak kita menjadi anak yang memiliki usia psikologis lebih dewasa dibanding usia biologisnya.

Tidak ada komentar: