Jumat, 30 Oktober 2020

Ayah Jangan Cuek

Larangan ayah hebat, selain jangan marah adalah ayah jangan menjadi pribadi yang cuek. Dimana anak tidak mendapatkan perhatian ayahnya, sehingga anak menganggap ayah tidak sayang kepadanya. Ketika ayah cuek bisa memberikan dampak yang fatal, yaitu anak mencari perhatian kepada atau dengan yang lain. Oleh karena itu, sesibuk-sibuknya ayah harus mengetahui apa yang terjadi pada anak, terkait pada hobi, sekolah, perubahan anak, dan terkait kebutuhan anak. Ayah harus mengetahui proses tumbuh kembang anak.

Ibnu Qayyim Al Jauizyah dalam kitab Tuhfatul Mudud bi Ahkamil Maulud mengatakan cuek adalah salah satu bentuk kezaliman ayah kepada anak. Sebab salah satu hal yang diinginkan anak adalah bagaimana ayah memperhatikan dirinya, terutama anak wanita. Karena salah satu kebutuhan dasar wanita adalah perhatian. Salah satu riset menyatakan jika wanita tidak mendapatkan perhatian ayahnya, baik itu berupa ungkapan sayang, pujian, ataupun apresiasi, maka dia akan berusaha mencari perhatian dari laki-laki lain. Maka jika ayah berbicara kepada wanita salah satunya yang disarankan adalah berhadap-hadapan dengannya dan mengungkapkan apresiasi atau ungkapan sayang.

Sesibuk-sibuknya ayah bisa belajar memberikan perhatian di tiga waktu yang sangat krusial. Pertama, ayah ada disaat sedih, dimana ayah belajar untuk membuat anak tidak lari kemana-mana, karena sedih adalah saat dimana anak membutuhkan sandaran jiwa, siapa yang hadir saat itu maka ialah pahlawannya atau superheronya. Kedua, memberikan perhatian ketika anak sedang sakit. Perhatian ketika anak sedang sakit bukan hanya obat atau biaya, tetapi rasa peduli dan kasih sayang juga merupakan perhatian yang dibutuhkan anak. Sebagaimana Baginda Rasulullah mencontohkan selalu menjadi orang yang pertama menjenguk ketika ada orang yang sakit. Ketiga, ayah ada disaat anak unjuk prestasi. Ayah usahakan hadir ketika anak sedang pentas atau unjuk prestasi, karena hal itu penting bagi tumbuh kembang anak sebagai bentuk apresiasi ayah kepada anak.

Kisah ayah hebat yang sibuk namun perhatian dicontohkan oleh Abdul Aziz Bin Marwan, salah satu tabiin. Abdul Aziz Bin Marwan adalah sosok sibuk yang diberikan amanah sebagai gubernur Mesir pada era Khalifah Abdul Malik Bin Marwan. Sebelum ia berangkat dari Madinah ke Mesir untuk menunaikan tugasnya sebagai gubernur, ia menyadari bahwa anaknya tidak bisa ikut ke Mesir, untuk itulah ia mencoba mencari guru yang akan mendidik anaknya, Umar Bin Abzul Aziz, guru itu adalah Syekh Sholih bin Qais. Sebelum berangkat ia berkata kepada Syekh Sholih, tolong ajarkan anak saya dua hal, ajarkan anak saya Bahasa Arab yang baik dan ajarkan anak saya untuk sholat tepat waktu. Setelah itu Sang Syekh juga diminta untuk menulis laporan perkembangan anaknya lewat surat. Dan ketika beliau di Mesir, beliau selalu menerima laporan perkembangan anaknya setiap bulannya. Padahal saat itu belum ada teknologi seperti sekarang.

Suatu hari ketika anaknya sudah abg, Abdul Aziz bin Marwan mendapatkan laporan kalau anaknya sering terlambat sholat berjamaan dan kadang suka sholat sendirian. Marahlah beliau, karena beliau tahu kalau sholat adalah hal yang sangat penting, hingga dipanggillah Syekh Sholih ke Mesir. Dan sang guru menceritakan kalau anaknya sudah abg dan rambutnya gondrong, sehingga sering menyisir rambutnya yang membuatnya terlambat sholat. Sehingga ayahnya menulis surat yang dititip ke gurunya, yang isinya memerintahkan untuk memotong rambut anaknya. Hingga Umar Bin Abdul Aziz menyatakan kepada tukang cukurnya kalau ‘ayahku memang jauh dimata tapi dekat dihati’, karena begitu perhatiannya ayahnya kepada beliau.

Semoga kita bisa menjadi ayah yang perhatian dan tidak cuek. Dan semoga kita bisa menjadi Ayah Hebat bagi anak kita dan usia psikologis anak kita lebih dewasa dibanding usia biologis anak kita.

Tidak ada komentar: