Jumat, 19 Maret 2021

Yang Sebaiknya Dilakukan Ketika Anak Laki-Laki Usia 3 tahun

Setelah tuntas kelompok usia 0 –2 tahun, sekarang kita masuk ke kelompok kedua, yaitu apa yang sebaiknya ayah bunda lakukan ketika anak laki-laki berusia 3 tahun.

Ketika anak laki-laki memasuki usia 3 tahun maka anak sedang memasuki tahap motorik kasar dan halus. Pada masa ini anak laki-laki ayah bunda bertumbuh kembang semakin besar BESAR. Anak ayah bunda tidak lagi manusia kecil sok tahu yang gagu. Ia bisa bergerak dengan lincah. Ia bisa diajak untuk MENDISKUSIKAN sesuatu. Tapi yang pasti tema diskusinya jangan yang berat-berat. Masa usia TIGA TAHUN adalah masa terjadinya banyak PERALIHAN dalam hidup anak laki-laki ayah bunda. Banyak sekali.

Anak mulai mengenal banyak tentang Ayah Bunda. Ia tahu bagaimana sibuknya pagi hari. Ayah bunda sibuk merespon informasi koran dan televisi yang  berloncatan. Ayah bunda juga harus menyiapkan sepatu dan tas. Ayah juga harus membantu ibu memasak, menyiapkan banyak hal. Sebuah keadaan yang sangat ramai dan hiruk pikuk.

Ada EMPAT HAL yang harus Ayah Bunda perhatikan betul kemajuan-kemajuan anak laki-laki ayah bunda : Pertama, Perkembangan MOTORIK KASAR. Kedua, Perkembangan MOTORIK HALUS. Ketiga, BAHASA dan KOMUNIKASI. Keempat adalah SOSIAL EMOSI.

Perkembangan Motorik Kasar

Anak ayah bunda sudah mampu berjalan TANPA JATUH. Ia mampu berjalan MUNDUR. Ia juga bisa BERHENTI dan BERBALIK. Ayah bunda sudah boleh mengajaknya lomba lari. Ayah bunda sangat boleh mengeksplorasi kekuatan kaki-kakinya.

Ia juga hebat NAIK TANGGA dengan KAKI BERGANTIAN tapi masih PEGANGAN. Kalau ayah bunda mengajaknya naik tangga dimana saja maka jangan buru-buru. Berikan kesempatan kepadanya untuk menikmati dengan pelan-pelan satu demi satu tangga. Ayah bunda sangat boleh melatihnya berbagai halangan dengan maksud membuat kakinya semakin kuat dan bagus perkembangannya.

Ia senang MELOMPATI BENDA atau tangga tapi yang rendah-rendah saja. Alangkah indahnya kalau ayah bunda mengajaknya bermain di luar rumah. Di alam lepas. Ia bisa melompati benda apa saja dengan pantauan ayah bunda. Meski tidak harus dengan halangan yang berat-berat lebih dahulu. Sederhana tapi ini rutin ayah bunda lakukan.

KOORDINASI antara tangan dan kakinya udah agak baik. Ia sudah bisa MENGAYUH dan naik sepeda walau sering salah arah. Mungkin ayah bunda bisa membuat alat permainan yang hampir sama dengan prinsip orang naik sepeda. Pada prinsipnya adalah latihlah kemampuan mengayuh. Carikan juga alat permainan yang bisa melatih kedua tangan dan kakiku sekaligus.

Ia juga sudah bisa MELEMPAR-LEMPAR bola. Meski kadang ia takut akan seberapa tinggi dan cepatnya ia melempar bola itu. Kegiatan melempar bola ini juga menarik baginya. Ayah bunda bisa ajak ia untuk melemparlempar apa saja. Sebaiknya hal ini dilakukan di tempat yang agak lapang.

Ia terus mencoba, yah. Berjalan dengan CEPAT ia udah bisa. Sekarang ia mencoba BERDIRI dengan SATU KAKI. Atau ia mencoba MENITI balok titian. Ah, ternyata ia belum bisa lancar yah. Bermain bersama ayah bunda yang ada tantangan berjalan cepat terus pelan-pelan berjalan kaki satu, ini sangat menarik baginya. Atau meniti sebuah garis yang ayah bunda buat di atas tanah lalu lewati garis tersebut bersama juga seru.

Kalau setelah bermain ia tiba-tiba CENGENG, ayah bunda jangan kecewa ya. Ini sering terjadi pada umurnya saat ini. Setelah ayah bunda baca tentang tahap perkembangannya maka ayah bunda akan sabar menanggapi semua yang ia lakukan..

Perkembangan Motorik Halus

Anak laki-laki ayah bunda memerlukan melatih GERAK-GERAK yang KECIL-KECIL atau HALUS-HALUS. MENYUSUN pasak-pasak kayu atau manik-manik, itu permainan yang menarik. Atau kalau Ayah Bunda mau menemaninya. Main TUANGTUANGAN air, juga menyenangkan. Kalau ayah sedang sibuk maka segera berkoordinasi dengan bunda. Tapi jangan sampai Ayah Bunda tidak ikut melatih kemampuan-kemampuannya ini.

Dulu sewaktu usia dua tahun, ia ingin sekali membuat bangunan yang tinggi dan megah. Sekarang rasanya ia sudah mampu. Ya, MENYUSUN BALOK. Membuat istana yang hebat. Sama senangnya ia dengan permainan menyusun puzzle. Jikalau ayah bunda tak mampu untuk membeli balok-balok kayu yang mungkin agak mahal itu maka gunakan saja benda-benda yang bisa aku susun bersama Ayah Bunda. Satu harapannya adalah sambil menyusun bersama maka ayah bunda jangan berhenti bercerita atau menerangkan sesuatu yang positif dan baik untuknya. Tapi, ORANGTUA harus tampilkan dulu contohnya ketika menyusun.

Anak laki-laki ayah bunda memang ingin MENGGAMBAR! Ayah bunda tahu aja apa yang  ia mau. Ia sudah bisa menggambar rumah dan bentuk sederhana lainnya. Di samping rumah ia gambar sebuah pohon yang jarang daunnya. Tapi, jangan tertawakan kalau ia MEMEGANG pensil dan krayon dengan cara yang LUCU. Wow! Hebat Ayah Bunda. Ayo segera sediakan alat –alat untuk menggambar. Ayah bunda mohon sabar untuk tidak mengomentari apa saja yang ia gambar ya. Ia pada hakekatnya sedang latihan memegang pensil dan krayon dengan baik. Latih dan latih terus ya yah.

Nah, untuk kebisaannya yang satu ini pasti Ayah Bunda bangga sekali. Ia sudah bisa MELEPAS BAJU yang BERKANCING. Tapi untuk memakainya ia harus pelan-pelan. Ia sangat membutuhkan latihan untuk pekerjaan yang menarik ini yah. Berikan tantangan untuknya ya Ayah Bunda.

Perkembangan Bahasa dan Komunikasi

Anak laki-laki ayah bunda sekarang mampu MENGUASAI hampir 2000 – 4000 KATA. Menakjubkan kan? Rasa-rasanya ia sudah bisa berdiskusi dengan ayah bunda sampai jauh larut malam. Banyak sekali yang mau ia BICARAKAN tapi kosa katanya terbatas. Hanya satu yang ia minta kepada ayah bunda : gemarlah bicara dan gemarlah mendengar. Kenalkan kosa kata baru kepadanya. Ajak ia bicara dengan melibatkan seluruh kemampuan lahir dan bathin ayah bunda ya. Ia sedang bersemangat MENAMBAH kosa katanya, yah. Makanya ajak terus ia BERBICARA, berdiskusi tentang banyak hal.

Cuma mohon dimengerti, walau ia memiliki ribuan kata-kata tapi ia masih AGAK SUSAH menyusun KALIMAT SEMPURNA. Yah, paling-paling untuk bicara ia baru bisa MENGGUNAKAN 3 – 4 KATA. Tak ada kata lain bagi ayah bunda adalah terus menjadi partnernya dalam melatih kemampuan berbahasa dan hindari kejenuhan.

Dan jangan lupa Ayah Bunda. Ia TIDAK terlalu BISA mengganti topik pembicaraan dengan MENDADAK. Kadang-kadang ia SALAH MEMASANG kata-kata. Kata NAIK untuk kegiatan TURUN. Dan kata TURUN untuk kegiatan NAIK.  Pahami dan terima caranya berbahasa apa adanya ya ayah bunda. Hindari memvonis atau memotong komunikasinya. Hindari untuk merubah topik secara tiba-tiba yaa ayah bunda.

Ia amat senang karena ayah bunda adalah penyuka seni juga. Ayah bunda senang BERNYANYI. Ia suka dengan lagu-lagu yang ada pengulangan-pengulangannya. Ya semacam RYMING gitulah. Meski berat bagi ayah bunda untuk terlibat untuk kegiatan yang satu ini tapi apa boleh buat. Ia tahu ayah bunda tidak terlalu suka bernyanyi. Cobalah ayah bunda bernyanyi apa saja liriknya terutama kalau setiap akhir dari liriknya itu sama.

Ia juga mulai sering bertanya dengan kata : SIAPA, APA, DIMANA dan KENAPA. Tapi, entah kenapa ia masih BINGUNG MENJAWAB kalau orang  bertanya dengan pertanyaan yang sama. Pahami saja ya ayah bunda keadaannya ini. Tapi terus sajalah ajak ia berbicara.

Ia juga masih bingung dalam menggunakan KATA KETERANGAN WAKTU, yah. Kadang-kadang tercampur antara kata SEBELUM dan SESUDAH. Ia minta ayah bunda sering mencontohkan soal keterangan waktu ini. Kapan kata ’sebelum’ bisa ia gunakan dan kapan kata ’sesudah’ digunakan. Sering-sering aja ayah bunda. InsyaAllah lama-lama ia akan paham juga.

Nah, ini saatnya ia gantian bercerita untuk ayah bunda. Ia sudah bisa BERCERITA Ayah Bunda. Meski seringkali ia lupa mana yang awal mana yang tengah dan mana yang belakang. Bercerita adalah kegiatan yang juga ia butuhkan dari ayah bunda. Ayah bunda temani dan pancing-pancing agar ia senang bercerita meski sering tidak jelas urutannya.

Perkembangan Sosial dan Emosi

Ia terus tumbuh jadi dewasa ORANGTUA. Baik secara fisik dan psikologis. Sekarang ia sudah bisa dan biasa bermain dengan TEMAN SEBAYAnya. Ia berharap ayah bunda tidak cemburu kalau pada saat ini ia mulai berpikir dan menyukai bermain dengan teman sebaya. Bermain dengan teman sebaya baginya adalah sebagai sebuah bentuk perkembangan diri. Meskipun ketika bermain-main seringnya mereka bermain masih sendiri-sendiri

Dalam bermain dengan teman sebayanya, ia mulai merasakan banyak hal yang kadang ia tidak setuju. Banyak hal yang  membuat ia menemui konflik yang sebenarnya ia TIDAK SUKA. Ia memang masih sulit untuk BERBAGI. Nah, ia membutuhkan peran orang dewasa untuk menyelesaikan konflik diantara mereka. Latihlah ia untuk menerima berbagai perbedaan, kekalahan dan kesalahan. Ajarkan ia agar ia mampu menerima bahwa di dunia ini ia bukanlah satu-satunya orang paling hebat di dunia ini. Dalam setiap berhubungan dengan teman sebaya dipastikan ia sering berbeda pendapat. Mereka berkonflik. Ia butuh ayah bunda untuk menyelesaikan konflik itu. Tapi ayah bunda jangan jadi wasit. Tetaplah ayah bunda berada di titik objektif.

Ia mulai sering KECEWA, kalau mainan kurang lengkap alat-alatnya. Maafkan ia ya ayah bunda. Ayah bunda boleh membantunya untuk mengingatkannya menyiapkan wadah untuk mainannya. Kalau sudah ada wadah dan tempat maka ia tidak akan kehilangan mainan. Karena kalau kehilangan mainan maka ia sering marah dan kecewa

Mungkin karena usianya. Kadang ia ingin diperlakukan seperti ANAK-ANAK BESAR tapi kadang ia masih suka KOLOKAN. Menghisap ibu jari, marah, memukul misalnya. Ini memang masa-masa sulit baginya dan ayah bunda juga. Ia sering moody. Kadang ingin diperlakukan sebagai orang dewasa tapi kelakuannya masih anakanak banget, harap ayah bunda pahami saja.

Tapi, meskipun begitu ia sekarang sudah mampu MENGEKSPRESIKAN RASA takut, senang, bahagia dan sebagainya. Kalau ia kecewa atau sedih atau gembira maka ia sudah sangat bisa menyatakannya persis seperti apa orang sedih, gembira dan lainnya. Ini aku dapat dari ayah dan bunda.

Demikian yang sebaiknya dilakukan ketika anak laki-laki kita berusia 3 tahun. Semoga kita bisa menjadi ayah hebat dan ibu tangguh yang mampu mendidik anak-anak laki-laki kita dengan pendidikan terbaik sesuai fitrahnya dan menjadikan anak-anak kita menjadi anak-anak yang juara dengan akhlak yang baik.

*Sumber : Webinar Ayah IrwanRinaldi dan Ustadz Bendri Jaisyurrahman 

Tidak ada komentar: