Sabtu, 08 Agustus 2020

Antara Angan dan Realita

“Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam membuat gambar persegi empat, lalu menggambar garis panjang di tengah persegi empat tadi dan keluar melewati batas persegi itu. Kemudian beliau juga membuat garis-garis kecil di dalam persegi tadi, di sampingnya: (persegi yang digambar Nabi). Dan beliau bersabda : “Ini adalah manusia, dan (persegi empat) ini adalah ajal yang mengelilinginya, dan garis (panjang) yang keluar ini, adalah cita-citanya. Dan garis-garis  kecil  ini adalah penghalang - penghalangnya. Jika tidak (terjebak) dengan (garis) yang ini, maka kena (garis) yang ini. Jika tidak kena (garis) yang itu, maka kena (garis) yang setelahnya. Jika tidak mengenai semua (penghalang) tadi, maka dia pasti tertimpa ketuarentaan.”(HR. Bukhari).

Beliau menjelaskan garis lurus yang terdapat di dalam gambar adalah manusia, gambar empat persegi yang melingkarinya adalah ajalnya, satu garis lurus yang keluar melewati gambar merupakan harapan dan angan-angannya sementara garis-garis kecil yang ada disekitar garis lurus dalam gambar adalah musibah yang selalu menghadang manusia dalam kehidupannya di dunia.

“Jika manusia dapat selamat dan terhindar dari cengkraman satu musibah, musibah lain akan menghadangnya, dan jika ia selamat dari semua musibah, ia tidak akan pernah terhindar dari ajal yang mengelilinginya.”(HR. Bukhari).

Dalam situasi apapun, saya dan kamu bisa dikatakan memiliki angan-angan masing-masing. Apakah itu angan dalam hal dunia ataupun angan dalam hal ibadah dan akhirat.

Pun begitu disaat pandemi covid ini, kita tidak tahu apakah akan selamat atau tidak dari covid, tapi kita sudah punya angan-angan dalam situasi sekarang ini dan yang akan datang

Ada yang memiliki angan ingin menjadi juara olimpiade, ada yang berangan-angan memiliki rumah mewah, ada yang berangan-angan mencapai posisi karir yang diimpikan, ada yang berangan-angan ingin umroh tahun depan, ada yang berangan-angan ingin taubat ketika memasuki usia tertentu, ada yang berangan-angan ingin memiliki pesantren yatim, ada yang berangan-angan ingin memakmurkan masjid jika covid selesai, dan banyak angan lainnya

Angan manusia tidak selalu terwujud, seperti yang disampaikan Baginda Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam diatas, terkadang apa yang diinginkan tak selalu bisa didapatkan.

Jika angan yang kamu inginkan merupakan angan dunia, maka berprasangka baiklah ke Allah Azza Wa Jala, kalau apa yang kamu inginkan bukanlah yang terbaik untukmu. Seperti firman Allah dalam Surat Albaqoroh ayat 216,”Boleh Jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”

Jadikan angan yang gagal tadi menjadi sebuah pembelajaran. Jadikan bahan evaluasi, perbaiki kesalahan yang dibuat, dan terus berusaha yang terbaik. Tugas kita hanyalah melakukan ikhtiar terbaik, untuk urusan hasil biar Sang Khaliq yang menentukan.

Sahabat Ali Bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu pernah bertutur,”Ya Allah, saat aku kehilangan harapan dan rencana, tolong ingatkan aku bahwa cintamu jauh lebih besar daripada kekecewaanku, dan rencana yang Engkau siapkan untuk hidupku jauh lebih baik daripada hidupku.”

Tidak salah jika kita memiliki angan-angan tentang dunia, silahkan saja, karena hukum asalnya adalah boleh. Akan tetapi jangan sampai angan-angan kita tentang dunia membuat kita luput untuk kehidupan yang 1 harinya sama dengan 1000 tahun. Karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala sudah mengingatkan kita dalam Surat Al Hijr ayat 3, “Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).”

Pun dengan angan yang bersifat akhirat seperti.. “Jika covid selesai saya akan memakmurkan masjid”… “Tahun depan ingin belajar puasa”… “Besok aku tobat”… dan banyak lagi

Sekali lagi tidak ada yang salah dengan angan tersebut, karena angan tersebut adalah angan yang baik, tapi jangan sampai kita menyesal karena ajal bisa datang kapanpun

Ada satu pesan yang disampaikan Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhu yang bisa kita renungi “Jika tiba pagimu, jangan kau tunggu sore, jika tiba soremu, jangan kau tunggu pagi. Gunakan sehatmu sebelum datang sakitmu, manfaatkan hidupmu sebelum tiba matimu”

Banyak meme yang mengkisahkan seseorang yang berkata besok akan bertaubat, lalu dia tidur dan tak bangun lagi. Meme itu bisa jadi merupakan kenyataan yang banyak terjadi, karena ajal seringkali datang tanpa permisi dan mendadak

Tidak berbeda dengan angan dunia dan angan akhirat diatas, hal yang sama juga terjadi dengan orang yang berhijrah. Banyak yang berangan-angan setelah berhijrah ingin memiliki teman yang sholeh/sholehah, ingin kaya yang berkah, ingin memiliki keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah, dan banyak ingin lainnya. Tapi seringkali kenyataannya tidak seperti angan sebelumnya. Ternyata setelah hijrah temannya juga suka ghibah, ternyata setelah hijrah justru diuji hartanya, ternyata setelah hijrah kehidupan rumah tangganya justru memiliki banyak masalah karena setelah hijrah tidak satu frekuensi, dan banyak hal lainnya.

Ketika kamu sudah menuju kearah yang lebih baik tapi kehidupan ternyata tidak sesuai angan, maka ingatlah firman Allah dalam Surat Muhammad ayat 31 “Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.” Dalam Surat Ali Imran ayat 195, Allah juga berfirman, “Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik.”

Ketika kita berhijrah dan kenyataan tidak sesuai dengan angan kita, maka berprasangka baiklah ke Allah, karena Allah ingin kita meninggalkan yang haram hanya karena Allah, bukan karena yang lain, dan untuk membuktikan harus diuji, diuji dan diuji apakah hijrah kita karena Allah atau karena dunia.

Silahkan mengejar angan kita masing-masing. Boleh jadi dalam mengejar angan kita mengalami kegagalan atau kesulitan. Jangan pernah menyerah ketika menemui kegagalan… evaluasi, tetap ikhtiar dan berbaik sangka ke Allah Jalla Jalaluhu. Jangan larut dalam angan dunia kita yang kenyataannya tidak sesuai harapan.

Dan ketika angan kita ternyata sesuai harapan, maka jangan terlalu larut dalam kebahagiaan sampai kita berbuat berlebihan. Tetap bersyukur dan batasi kebahagian sewajarnya.

Hal yang penting dalam mengejar angan, adalah selalu ingat dengan pemutus angan dan kenikmatan manusia, yaitu kematian. Karena kematian itu, jika diingat oleh orang yang sedang dalam kesusahan hidup, maka akan bisa meringankan kesusahannya. Dan jika diingat oleh orang yang sedang senang, maka akan bisa membatasi kebahagiaannya itu.

Sumber gambar terakhir: @zakkyamien

Tidak ada komentar: