Senin, 18 April 2011

Man Jadda Wajada

Sekitar akhir tahun 2009 yang lalu, ketika saya baru mutasi ke Muara Bungo, atasan saya pernah mengatakan kepada saya, ‘Man Jadda Wajada vid’. Saya yang ketika itu tidak tahu apa artinya kontan bertanya kepada beliau,’Maksudnya apa mas? Aku nggak tau artinya’. Beliau pun kemudian mengatakan ke saya ‘Siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil. Itu pepatah Arab. Coba pahami dan renungi maknanya’. Terus terang ketika itu saya cukup malu dengan beliau dan diri saya sendiri, bagaimana mungkin saya yang terlahir sebagai muslim, pernah belajar mengaji dan sedikit bahasa arab akan tetapi tidak tahu makna kalimat tersebut. Sementara atasan saya yang non muslim malah meminta saya untuk memaknai kalimat tersebut. Oleh karena itu, selesai berbincang dengan beliau, saya langsung bergegas untuk mencari tahu makna dari kalimat tersebut.

Man Jadda Wajada, siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil. Kalimat ini memang sederhana, akan tetapi semakin saya renungi dan semakin saya coba untuk pahami, maka semakin yakin juga saya akan kebenaran kata-kata tersebut. Keberhasilan memang membutuhkan kesungguhan dan kerja keras, seperti yang pernah diajarkan ketika sekolah dulu, rizki didapatkan dengan kerja keras, kegagalan umumnya disebabkan karena kemalasan, dan jangan pernah mengharapkan keajaiban jika tidak berusaha. Hal ini juga sesuai dengan apa yang Allah SWT janjikan dalam Surat Ar-Rad ayat 11, ‘Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ‘.

Ketika kita dihadapkan pada kesulitan atau ketika kita dihadapkan pada tuntutan yang luar biasa, mungkin tidak jarang kita berpikir dan mengeluh ‘kenapa berat sekali?’ ‘saya sepertinya tidak mampu’ ‘harusnya si A karena lebih berpengalaman’ ‘tapi saya…’ dan hal lainnya. Tapi apakah dengan mengeluh semua persoalan serta merta langsung hilang bersamaan dengan keluhan kita? Ketahuilah sahabat, kalau Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya , seperti yang tertuang dalam Al Baqarah ayat 286.

Yakinlah dengan kemampuan yang kita miliki, jangan merasa lebih rendah dari orang lain dan jangan merasa tidak mampu sebelum berusaha. Jika anda meyakini tidak ada kemudahan yang kekal, maka yakinilah kalau tidak ada kesulitan yang kekal juga. Jangan pernah mau tenggelam dalam kesulitan dan jangan bermalas-malasan, karena bermalas-malasan tidak akan mengubah hidup kita. Jangan lihat segala sesuatu dengan kacamata negatif, karena anda hanya akan melihat kesulitan dengan kacamata tersebut. Gantilah dengan kacamata positif, agar anda dapat berpikir dengan jernih dan melihat harapan sekecil apapun itu.

Pepatah arab juga mengatakan biqadri maa ta’tanii tanaalu maa tatamannaa, sebesar kemauanmu sebesar itu pula yang kau dapatkan. Ya.. semua berawal dari pikiran positif dan cita-cita kita yang oleh Stephen Covey diistilahkan begin in the end in mind. Bergegaslah kepada apa yang kita inginkan dengan membuatlah perencanaan sebaik mungkin, berusahalah untuk menggali potensi dan kemungkinan yang ada, jika anda bilang tidak memiliki potensi dan peluang, kemungkinan ada yang salah dalam perencanaan atau bahkan pikiran anda, karena anda pasti memiliki potensi yang belum tentu dimiliki orang lain. Setelah itu cobalah untuk menyalurkan dan menunjukkan semua potensi yang ada sambil melatihnya dengan konsisten. Berusahalah untuk menciptakan momentum, jangan tunggu momentum datang, karena kita tidak akan pernah tahu kapan momentum itu datang jika tidak pernah berusaha menciptakannya. Selanjutnya berusahalah untuk mengelola pekerjaan dan waktu anda agar lebih efisien dan efektif. Untuk mengelola pekerjaan dan waktu kita memang membutuhkan kedisiplinan dan konsistensi, maka berusahalah untuk disiplin terhadap apa yang telah kita rencanakan sebelum orang lain atau bahkan kompetitor yang mendisiplinkan kita.

Jika anda sudah berusaha, namun apa yang kita pikirkan dan rencanakan belum juga terwujud, maka bersabarlah, tetaplah untuk berusaha, dan jangan pernah berhenti. InsyaAllah, jika kemauan kita benar maka jalan menuju apa yang kita harapkan akan terbuka cepat atau lambat, seperti yang dikatakan pepatah arab lainnya, idza shadaqal ‘azmu wadhahas-sabiilu. When there is a will there is a way, kata pepatah barat modern. Jangan pernah mengaharapkan keajaiban jika kita tidak terus berusaha. Thomas Alva Edison menemukan lampu pijar setelah sekian ratus kali percobaan, Kolonel Sanders menemukan resep ayam goreng setelah sekian ribu kali, Siti Hajar menemukan air zam-zam untuk Nabi Ismail, putranya, setelah berlari-lari bolak balik dari bukit shafa ke bukit marwah berkali-kali, atau yang paling anyar Liverpool FC meraih juara Liga Champion Eropa tahun 2005 setelah nyaris tanpa harapan dan tertinggal 3-0 dari AC Milan dibabak pertama. Bayangkan apa yang terjadi jika mereka semua menyerah dengan keadaan. Mungkin kita masih hidup dalam kegelapan karena tidak adanya lampu, mungkin kita tidak akan pernah merasakan ayam goreng KFC, mungkin Nabi Ismail akan meninggal karena kehausan, dan mungkin AC Milan lah yang akan menjadi juara Liga Champion ketika itu.

Jika suatu saat apa yang anda pikirkan dan rencanakan sudah berhasil anda dapatkan, janganlah lupa untuk bersyukur, jangan juga bersikap sombong apalagi takabur atas pencapaian kita, dan tetaplah berusaha untuk selalu menghargai orang lain. Karena semua kita dapatkan atas kuasa Sang Khalik dan mungkin tidak sedikit atas bantuan orang lain tanpa kita sadari. Jangan juga cepat berpuas diri atas apa yang berhasil kita raih sehingga membuat kita terlena pada zona nyaman. Ingat, tidak ada kesulitan dan kemudahan yang kekal. Zaman terus berubah dan siapa yang sanggup mengikuti perubahanlah yang akan bertahan menjadi pemenangnya. Oleh karena itu gali terus kemampuan dan potensi yang kita miliki, evaluasi setiap proses yang kita lakukan, dan teruslah belajar untuk lebih baik lagi.

Semoga dengan itu, kita menjadi manusia yang tangguh dan tidak mudah menyerah dalam segala situasi. Sehingga kita selalu bersinar terang, bahkan jika memungkinkan paling terang, seperti indahnya bintang di langit luas dan bukan sebagai bulan yang memantulkan pesona bintang. Karena meskipun bulan terlihat, tetap saja yang paling bersinar adalah bintang. Semoga…

Tidak ada komentar: