Kita sering mendengar orang
mengatakan kalau Ibu adalah madrasah pertama bagi anak, sehingga menafikkan
peran ayah dalam mendidik anak.. Betul.. Memang ibu adalah madrasah sang anak, tapi
ayah lah kepala sekolahnya, seperti pepatah arab "Al ummu madrasatul ula, wal abu mudiruha, roisuha". Oleh
karena itu tema Ayah Hebat kali ini mengangkat topik Ayah Sang Kepala Sekolah
yang disampaikan oleh Ustadz Bendri Jaisyurrahman.
Peran ayah sebagai kepala sekolah
juga dengan tegas dinyatakan dalam Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim, "Masing-masing
kalian adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang orang
yang dipimpinnya. Renguasa adalah pemimpin bagi manusia, dan dia akan diminta
pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi
keluarganya dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka..."
Kepala sekolah memang jarang
berinteraksi dengan anak, tetapi kualitas sebuah sekolah tergantung dari kepala
sekolahnya. Oleh karena itu ayah sebagai kepala sekolah jangan hanya
menyalahkan tapi perlu menjalankan perannya. Seorang ayah kepala sekolah harus
membekali diri dengan empat fungsi kepala sekolah.
Fungsi pertama, ayah punya tugas menyamankan sekolah. Ayah perlu
untuk membahagiakan sekolah atau madrasah, yaitu ibu. Sulit bagi ibu membuat
anak betah di sisinya jika ia tak mendapatkan dukungan. Sehingga, menjadi mudah
stress, tertekan, hanyut dalam perasaannya sendiri, merasa lelah, bosan, dan
lainnya. Dalam Surat Al A’raf ayat 58 Allah berfirman,
وَالْبَلَدُ
الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهٗ بِاِذْنِ رَبِّهٖۚ وَالَّذِيْ خَبُثَ لَا يَخْرُجُ
اِلَّا نَكِدًاۗ
Dan tanah yang baik,
tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang buruk,
tanaman-tanamannya yang tumbuh merana…
Tanah yang dimaksud disini adalah
Ibu, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat Al Baqarah ayat
223,
نِسَاۤؤُكُمْ
حَرْثٌ لَّكُمْ ۖ فَأْتُوْا حَرْثَكُمْ اَنّٰى شِئْتُمْ ۖ
Istri-istrimu adalah ladang
bagimu…
Ayah membantu ibu mendapatkan
kebutuhan psikologisnya. Misalnya, ayah harus memberikan ruang bagi ibu untuk
berbicara mengeluarkan isi hati dan pikirannya. Sebuah penelitian menyebutkan,
wanita yang sehat jiwanya minimal mengeluarkan 20.000 kata per hari. Seperti
yang dicontohkan Rasulullah yang dikisahkan Ibnu Abbas dalam Hadits Bukhari, "Aku
menginap di rumah bibiku Maimunah (istri Rasulullah), maka Rasulullah
berbincang-bincang dengan istrinya (Maimunah) beberapa lama kemudian beliau
tidur".
Ayah jangan mengecilkan peran
ibu dengan misalnya membandingkan ibu dengan guru disekolah. Ibu yang
jiwanya sehat insya Allah mampu menjalankan tugasnya sebagai madrasah terbaik
bagi anak-anaknya.
Fungsi kedua, ayah harus merumuskan visi dan misi. Dan ini harus
ayah pahami, salah satu yang harus ayah lakukan menurut Bunda Elly Risman
adalah menentukan Garis-garis Besar Haluan Keluarga (GBHK). Maksudnya ayah harus
merumuskan garis-garis besar pengasuhan dan pendidikan di rumah agar istri bisa
mendidik sesuai tujuan. Garis-garis besar pengasuhan dan pendidikan inilah yang
tertuang dalam visi misi. Mengasuh anak tak bisa pasrah mengikuti aliran air,
sebab air bisa mengalir ke sungai dan juga bisa mengalir ke tempat pembuangan.
Belajar dari Nabi Ibrahim, meski
ia berada di Palestina sedangkan istri dan anaknya di kota Makkah, tapi Nabi
Ibrahim telah merumuskan visi dan misi pendidikan anaknya. Semua ini tertuang
dalam doa yang terangkai dalam al-Qur’an Surah Ibrahim (14) ayat 35–37.
وَاِذْ قَالَ
اِبْرٰهِيْمُ رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا الْبَلَدَ اٰمِنًا وَّاجْنُبْنِيْ وَبَنِيَّ
اَنْ نَّعْبُدَ الْاَصْنَامَ ۗ رَبِّ اِنَّهُنَّ اَضْلَلْنَ كَثِيْرًا مِّنَ
النَّاسِۚ فَمَنْ تَبِعَنِيْ فَاِنَّهٗ مِنِّيْۚ وَمَنْ عَصَانِيْ فَاِنَّكَ
غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ رَبَّنَآ اِنِّيْٓ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ
غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِۙ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوا
الصَّلٰوةَ فَاجْعَلْ اَفْـِٕدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِيْٓ اِلَيْهِمْ
وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim
berdoa, “Ya Tuhan, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan
jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala. Ya Tuhan,
berhala-berhala itu telah menyesatkan banyak dari manusia. Barangsiapa
mengikutiku, maka orang itu termasuk golonganku, dan barang-siapa
mendurhakaiku, maka Engkau Maha Pengampun, Maha Penyayang. Ya Tuhan,
sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak
mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya
Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan salat, maka jadikanlah hati
sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari
buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.
Berdasarkan ayat di atas,
setidaknya ada 4 visi Nabi Ibrahim sebagai ayah dalam mendidik anak, yakni menguatkan aqidah, membiasakan ibadah,
menanamkan akhlak, dan menguasai skill entrepreneur (wirausaha).
Fungsi ketiga, ayah harus melakukan evaluasi. Jadi ayah jangan
bosan melakukan evaluasi berdasarkan visi misi yang dibuat sebelumnya.
Sebagaimana dikisahkan dalam Al Quran, bagaimana Nabi Yakub mengevaluasi
anaknya yang tertuang dalam Surat Albaqarah ayat 133,
اَمْ كُنْتُمْ
شُهَدَاۤءَ اِذْ حَضَرَ يَعْقُوْبَ الْمَوْتُۙ اِذْ قَالَ لِبَنِيْهِ مَا
تَعْبُدُوْنَ مِنْۢ بَعْدِيْۗ قَالُوْا نَعْبُدُ اِلٰهَكَ وَاِلٰهَ اٰبَاۤىِٕكَ
اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ وَنَحْنُ لَهٗ
مُسْلِمُوْنَ
Apakah kamu menjadi saksi saat
maut akan menjemput Yakub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang
kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan
Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha
Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.”
Nabi Yakub tidak menanyakan
tentang pekerjaan atau usaha yang sedang dijalankan anaknya, juga tidak
menanyakan urusan dunia lainnya, melainkan Nabi Yakub menanyakan urusan akidah
ke anaknya.
Dari kisah Nabi Yakub diatas,
maka ayah perlu untuk sering berbicara dengan anak agar ayah bisa mengevaluasi
pengasuhan yang sudah kita jalankan. Jika mereka jarang membicarakan masalah
agama, itu tandanya pengasuhan belum sesuai misi dan visi. Ayah perlu untuk
duduk bersama ibu untuk memperbaiki lagi pengasuhan yang ada berdasarkan
evaluasi yang dilakukan agar visi misa yang dibuat bisa tercapai.
Fungsi keempat, ayah harus menegakkan aturan. Maksudnya ayah yang
memastikan bahwa aturan tegak di rumah, bukan ibu. Sebagaimana Lukman
menegakkan aturan dalam menasihati anaknya dalam Quran Surat Lukman yang
dimulai dari ayat 12, agar anaknya tidak musyrik kepada Allah, memegang teguh
ketauhidan, mendirikan shalat, keberanian memerintah kepada kebaikan, memiliki
keberanian mencegah kemungkaran, bersabar terhadap musibah yang menimpa, tidak
bersikap sombong kepada orang lain, tidak angkuh dalam menjalani hidup, menyederhanakan
cara berjalan, dan melunakkan suara.
Jadi ayah jangan membiarkan ibu
menegakkan aturan. Ayah harus menunjukkan otoritas dan ketegasan. Tentu saja, ketegasan
tersebut harus diimbangi dengan kelembutan dan kebaikan. Karena kalau ibu
menegakkan aturan, ibu kehilangan fitrah kasih sayangnya yang bisa membuat anak
merasa tidak nyaman dan tidak betah dirumah.
Semoga kita bisa menjadi kepala
sekolah terbaik bagi anak-anak kita semua. Dan semoga anak kita menjadi anak
yang memiliki usia psikologis lebih dewasa dibanding usia biologisnya.