Ibnu Qayyim Al Jauizyah dalam
kitab Tuhfatul Mudud bi Ahkamil Maulud
mengatakan cuek adalah salah satu bentuk kezaliman ayah kepada anak. Sebab salah
satu hal yang diinginkan anak adalah bagaimana ayah memperhatikan dirinya,
terutama anak wanita. Karena salah satu kebutuhan dasar wanita adalah
perhatian. Salah satu riset menyatakan jika wanita tidak mendapatkan perhatian
ayahnya, baik itu berupa ungkapan sayang, pujian, ataupun apresiasi, maka dia
akan berusaha mencari perhatian dari laki-laki lain. Maka jika ayah berbicara
kepada wanita salah satunya yang disarankan adalah berhadap-hadapan dengannya
dan mengungkapkan apresiasi atau ungkapan sayang.
Sesibuk-sibuknya ayah bisa
belajar memberikan perhatian di tiga waktu yang sangat krusial. Pertama, ayah ada disaat sedih, dimana
ayah belajar untuk membuat anak tidak lari kemana-mana, karena sedih adalah saat
dimana anak membutuhkan sandaran jiwa, siapa yang hadir saat itu maka ialah pahlawannya atau superheronya. Kedua, memberikan
perhatian ketika anak sedang sakit. Perhatian ketika anak sedang sakit
bukan hanya obat atau biaya, tetapi rasa peduli dan kasih sayang juga merupakan
perhatian yang dibutuhkan anak. Sebagaimana Baginda Rasulullah mencontohkan
selalu menjadi orang yang pertama menjenguk ketika ada orang yang sakit. Ketiga, ayah ada disaat anak unjuk prestasi.
Ayah usahakan hadir ketika anak sedang pentas atau unjuk prestasi, karena hal
itu penting bagi tumbuh kembang anak sebagai bentuk apresiasi ayah kepada anak.
Kisah ayah hebat yang sibuk namun
perhatian dicontohkan oleh Abdul Aziz Bin Marwan, salah satu tabiin. Abdul Aziz
Bin Marwan adalah sosok sibuk yang diberikan amanah sebagai gubernur Mesir pada
era Khalifah Abdul Malik Bin Marwan. Sebelum ia berangkat dari Madinah ke Mesir
untuk menunaikan tugasnya sebagai gubernur, ia menyadari bahwa anaknya tidak
bisa ikut ke Mesir, untuk itulah ia mencoba mencari guru yang akan mendidik
anaknya, Umar Bin Abzul Aziz, guru itu adalah Syekh Sholih bin Qais. Sebelum
berangkat ia berkata kepada Syekh Sholih, tolong ajarkan anak saya dua hal, ajarkan anak saya Bahasa Arab yang baik dan
ajarkan anak saya untuk sholat tepat waktu. Setelah itu Sang Syekh juga
diminta untuk menulis laporan perkembangan anaknya lewat surat. Dan ketika
beliau di Mesir, beliau selalu menerima laporan perkembangan anaknya setiap
bulannya. Padahal saat itu belum ada teknologi seperti sekarang.
Suatu hari ketika anaknya sudah
abg, Abdul Aziz bin Marwan mendapatkan laporan kalau anaknya sering terlambat
sholat berjamaan dan kadang suka sholat sendirian. Marahlah beliau, karena
beliau tahu kalau sholat adalah hal yang sangat penting, hingga dipanggillah
Syekh Sholih ke Mesir. Dan sang guru menceritakan kalau anaknya sudah abg dan
rambutnya gondrong, sehingga sering menyisir rambutnya yang membuatnya
terlambat sholat. Sehingga ayahnya menulis surat yang dititip ke gurunya, yang
isinya memerintahkan untuk memotong rambut anaknya. Hingga Umar Bin Abdul Aziz
menyatakan kepada tukang cukurnya kalau ‘ayahku memang jauh dimata tapi dekat
dihati’, karena begitu perhatiannya ayahnya kepada beliau.
Semoga kita bisa menjadi ayah
yang perhatian dan tidak cuek. Dan semoga kita bisa menjadi Ayah Hebat bagi
anak kita dan usia psikologis anak kita lebih dewasa dibanding usia biologis
anak kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar