Pertama, have fun.
Kondisi rumah sangat tergantung pada ayah atau kepala keluarga. Ayah sebagai traffic light dirumah yang mengendalikan
rumah menjadi warna merah atau hijau. Jadi kalau ayah membawa suasana mencekam
ke dalam rumah, maka seisi rumah menjadi mencekam, begitupun kalau ayah membawa
suasana bahagia kedalam rumah, maka seisi rumah akan senang. Jadi ayah harus have fun di rumah, karena have fun salah satunya akan menghindari
ayah dari depresi. Kalau ayah depresi, maka suasana rumah akan seperti lampu
merah dan lampu kuning dalam lampu lalu lintas. Seisi rumah tidak bergerak dan
takut melakukan aktifitas. Have fun
dengan anak perlu disesuaikan dengan tahap perkembangan anak.
Kedua, stop jaim. Ketaatan, kewibawaan, rasa hormat, dan rasa cinta
seorang anak dibangun dari kekaguman anak kepada ayah. Seperti bagaimana Nabi
Ismail memanggil yaa abati kepada
Nabi Ibrahim, karena kekaguman Nabi Ismail kepada Nabi Ibrahim. Untuk itu
ketika ayah sedang berinteraksi dengan anak, ayah harus buang jauh-jauh rasa
jaim ayah. Salah satu cara ayah bisa membuang jaim dengan anak adalah dengan
melakukan travelling atau perjalanan
bersama dengan anak atau melakukan cooking
with father dengan membuat menu dengan cara yang menyenangkan dan unik bagi
anak atau cara lainnya yang membuat ayah bisa berinteraksi lepas dengan anak.
Ketiga, kuatkan branding
seorang ayah. Jika selama ini banyak peran ayah yang anak tidak tahu, maka sekarang
adalah waktunya bagi ayah untuk menguatkan branding
peran ayah kepada anak. Misalnya branding
otoritas ayah. Untuk itu ayah harus mempelajari, mengenal, menjalankan, dan
menjaga branding peran ayah sesuai dengan kelompok usia anak.
Keempat, bangun suasana spiritualitas. Ayah harus menjadi imam.
Ayah menjalankan hal-hal spiritual dengan anak-anak dan ayah menjadi imamnya. Mulai
dari sholat wajib hingga sholat sunnah. Mulai dari hal-hal yang diwajibkan
hingga hal-hal yang disunnahkan.
Semoga kita bisa menjadi ayah
juara bagi anak kita dan semoga kita bisa menjadi Ayah Hebat bagi anak kita dan
usia psikologis anak kita lebih dewasa dibanding usia biologis anak kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar