Minggu, 01 November 2020

Ayah Jangan Pelit

Larangan terakhir bagi Ayah Hebat selain Ayah Jangan Marah dan Ayah Jangan Cuek yaitu Ayah Jangan Pelit. Ayah jangan pelit kenapa? Karena sifat pelit atau bakhil merupakan salah satu ciri ayah tidak memiliki sifat empati. Sifat empati sejatinya adalah salah satu cara yang membuat anak merasa dipahami oleh ayah. Ayah yang tidak memiliki sifat empati cenderung egois dan mudah marah. Inilah kenapa Al Qur’an menghubungkan sifat empati dengan perilaku seseorang. Sifat pelit yang diindikasikan dengan suka menahan sesuatu, enggan berbagi, perhitungan, dan suka mengungkit pemberian merupakan sifat yang sangat tidak disukai oleh anak kita.

Oleh karena itu, sifat seorang ayah yang membuat anak merasa nyaman adalah ayah yang memiliki kepekaan yaitu ayah memberi empatinya dengan ciri dia memahami kebutuhan anak. Dengan sifat berbaginya, efek yang dirasakan anak adalah ayah adalah sosok yang memiliki sensitifitas perasaan, lembut, dan tidak mudah marah.

Karakter empati disebutkan dalam Surat Ali Imran ayat 133-134 sebagai sifat dari orang-orang yang bertakwa, "Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan..."

Kalau ayah senang bersedekah atau berbagi, maka efeknya ayah memiliki sifat yang mampu menahan amarah dan mampu memaafkan kesalahan anak. Begitupun sebaliknya, kalau ayah pelit maka biasanya ayah mudah marah dan kalau tersakiti dendam. Inilah kenapa sifat pelit akan berujung kepada sifat buruk yang lain dan anak sangat tidak suka.

Untuk itu, Baginda Rasul mengajarkan suatu hadits yang menjadi rahasia agar kita terhindar dari sifat pelit, yaitu, “Tahaddu Tahabbu”, hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai. Jadi cinta anak seiring dengan bagaimana pemberian yang diberikan oleh ayah, makanya ayah yang pelit cenderung membuat anak tidak mencintainya.

Kalau ayah ingin menjadi sosok yang disenangi oleh anak, maka jadilah ayah yang suka memberi dan jangan pelit. Kalau ayah jarang hadir secara fisik dalam hidup anak, ayah harus memiliki kompensasi atas ketidak hadiran ayah, minimal anak meyakini kalau ayah adalah sosok yang baik. Tentu perlu dibedakan dan ayah perlu sering mengukur ketika ayah memberi kepada anak agar ayah tidak terjebak menjadi terlalau memanjakan anak.

Dalam suatu pepatah arab menyebutkan kalau kebaikan akan menaklukkan hati manusia. Maksud kebaikan disini salah satunya adalah pemberian. Syarat untuk menaklukan hati diantaranya adalah sering memberi dan memberikan secara ekstrim, terutama memberi yang dibutuhkan.

Semoga kita bisa menjadi ayah yang dicintai anak dan tidak pelit. Dan semoga kita bisa menjadi Ayah Hebat bagi anak kita dan usia psikologis anak kita lebih dewasa dibanding usia biologis anak kita.

Tidak ada komentar: