Larangan terakhir bagi Ayah Hebat
selain Ayah Jangan Marah dan Ayah Jangan Cuek yaitu Ayah Jangan Pelit. Ayah
jangan pelit kenapa? Karena sifat pelit atau bakhil merupakan salah satu ciri
ayah tidak memiliki sifat empati. Sifat empati sejatinya adalah salah satu cara
yang membuat anak merasa dipahami oleh ayah. Ayah yang tidak memiliki sifat
empati cenderung egois dan mudah marah. Inilah kenapa Al Qur’an menghubungkan
sifat empati dengan perilaku seseorang. Sifat pelit yang diindikasikan dengan
suka menahan sesuatu, enggan berbagi, perhitungan, dan suka mengungkit
pemberian merupakan sifat yang sangat tidak disukai oleh anak kita.
Oleh karena itu, sifat seorang
ayah yang membuat anak merasa nyaman adalah ayah yang memiliki kepekaan yaitu
ayah memberi empatinya dengan ciri dia memahami kebutuhan anak. Dengan sifat
berbaginya, efek yang dirasakan anak adalah ayah adalah sosok yang memiliki
sensitifitas perasaan, lembut, dan tidak mudah marah.
Karakter empati disebutkan dalam
Surat Ali Imran ayat 133-134 sebagai sifat dari orang-orang yang bertakwa,
"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga
yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang
bertakwa, (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan
Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan..."
Kalau ayah senang bersedekah atau
berbagi, maka efeknya ayah memiliki sifat yang mampu menahan amarah dan mampu
memaafkan kesalahan anak. Begitupun sebaliknya, kalau ayah pelit maka biasanya
ayah mudah marah dan kalau tersakiti dendam. Inilah kenapa sifat pelit akan
berujung kepada sifat buruk yang lain dan anak sangat tidak suka.
Untuk itu, Baginda Rasul
mengajarkan suatu hadits yang menjadi rahasia agar kita terhindar dari sifat
pelit, yaitu, “Tahaddu Tahabbu”,
hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai.
Jadi cinta anak seiring dengan bagaimana pemberian yang diberikan oleh ayah,
makanya ayah yang pelit cenderung membuat anak tidak mencintainya.
Kalau ayah ingin menjadi sosok
yang disenangi oleh anak, maka jadilah ayah yang suka memberi dan jangan pelit.
Kalau ayah jarang hadir secara fisik dalam hidup anak, ayah harus memiliki
kompensasi atas ketidak hadiran ayah, minimal anak meyakini kalau ayah adalah
sosok yang baik. Tentu perlu dibedakan dan ayah perlu sering mengukur ketika
ayah memberi kepada anak agar ayah tidak terjebak menjadi terlalau memanjakan
anak.
Dalam suatu pepatah arab
menyebutkan kalau kebaikan akan menaklukkan hati manusia. Maksud kebaikan
disini salah satunya adalah pemberian. Syarat untuk menaklukan hati diantaranya
adalah sering memberi dan memberikan secara ekstrim, terutama memberi yang
dibutuhkan.
Semoga kita bisa menjadi ayah yang dicintai anak dan tidak pelit. Dan semoga kita bisa menjadi Ayah Hebat bagi anak kita dan usia psikologis anak kita lebih dewasa dibanding usia biologis anak kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar