Setelah tuntas kelompok usiadibawah 2 tahun, kelompok usia 3 tahun, kelompok usia 4 tahun, dan kelompok usia 5 tahun, sekarang kita masuk ke kelompok kelima, yaitu apa yang sebaiknya ayah
bunda lakukan ketika anak laki-laki berusia 6 - 7 tahun.
Ketika anak laki-laki memasuki
usia 6 – 7 tahun, ia sudah bisa membedakan kanan kiri dan baik buruk. Diusia
ini ayah bunda juga bisa menanamkan adab akhlak dan karakter baik ke anak
laki-laki ayah bunda. Ayah bunda juga bisa mengajarkan dan membiasakan untuk
berpikir dan berdiskusi.
Perkembangan Anak Diusia 6 – 7 Tahun
Kemampuannya dalam
menginterpretasi ucapan orang dewasa masih sangat literal. Ia masih belum paham
jika disindir. Ia perlu kata-kata atau kalimat yang PENDEK dan SEDERHANA. Ia masih
belum mengerti ketika gurunya berkata pada supir jemputan “Pak, kita lewat
jalan tikus aja, supaya lebih cepat sampainya.” Ia akan langsung membayangkan
jalan yang becek, kotor, bau dan membayangkan tikus yang hidupnya jorok. Ia
langsung berkomentar, “ Jangan bu, jalan tikus itu kan kotor dan bau. Aku nggak
mau lewat jalan tikus.”
Ia sangat percaya pada GURUnya,
pada ilmu yang gurunya miliki. Apa yang gurunya katakan itu yang benar. Hal ini
kadang membuat kesal ayah bunda karena ia tidak mau mengerjakan tugas jika tidak
dengan cara yang diajarkan gurunya.
Ia senang bekerja KELOMPOK, tapi ia
suka kesal dengan teman-temannya yang maunya menang sendiri. Ayah bunda perlu
mengajarkan ia bagaimana CARANYA BEKERJA DAN BELAJAR DALAM KELOMPOK. Ia perlu
berlatih bagaimana caranya berbagi tugas dengan teman, berbicara dan
mendengarkan pendapat teman, agar ia lebih terampil bekerja sama. Ia juga perlu
masukan dari ayah bunda apa yang masih harus ia perbaiki saat ia bekerja dalam
kelompok.
Ia senang MENGADU jika ia melihat
ada perbuatan temannya yang tidak baik. Ia sangat senang menilai temannya
dengan kategori BAIK dan BURUK. Ia tahu hal ini tidak baik untuk dilakukan tapi
ia belum tahu bagaimana cara menilai orang lain.
Ia perlu dilatih untuk tidak
menilai orang lain atas baik atau buruk tapi lebih kepada cocok atau tidak
cocok perilaku temannya dengan situasi. Ia juga perlu ATURAN YANG JELAS agar ia
dapat berperilaku baik.
Ia senang diperhatikan SIKAP
POSITIFNYA saja.
Sikapnya lebih TENANG, lebih
banyak DIAM dan lebih TERATUR daripada tahap sebelumnya. Ia sudah menguasai
keterampilan akademis dan siap untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata
sehari-hari – membaca buku sendiri, menggunakan matematika di dalam kehidupannya.
Penampilannya sehari-hari LEBIH
SERIUS, banyak berpikir dan kadang SANGAT PEKA perasaannya. Ia dapat tiba-tiba
berubah perasaannya dari bahagia menjadi sedih dalam WAKTU SINGKAT. Ia mulai
PUNYA SAHABAT walau kadang persahabatannya putus setelah tiga hari tapi
putusnya hubungan persahabatan dapat membuatnya hancur.
Ia sudah mampu melakukan
perenungan mengapa dapat putus persahabatannya dengan temannya. Tapi ia masih
membutuhkan BANTUAN untuk MEMAHAMI KESALAHANNYA. Ia akan cepat memahami
kesalahannya jika ayah bunda memberikan pertanyaan-pertanyaan seperti : Apa
yang terjadi? Bagaimana kira-kira perasaan temannya itu? Bagaimana ia dapat
memperbaikinya?
Ia sekarang sudah dapat DUDUK
LEBIH LAMA mendengarkan ayah bunda berbicara tapi jangan manfaatkan kemampuannya
ini dengan membuat ia selalu duduk mendengar saja. Ia tetap perlu untuk
BERGERAK dan melakukan eksplorasi.
Ia sangat suka bekerja dalam
KELOMPOK. Ia kadang tertekan juga dengan teman-teman sebayanya. Ia akan
berusaha keras untuk menjadi teman yang baik agar ia tetap menjadi bagian dari
teman-temannya.
Kemampuannya untuk memahami hal
atau KONSEP YANG ABSTRAK seperti konsep matematika semakin baik karena ia sudah
pandai dalam melakukan klasifikasi, memahami angka dan hubungan antar angka.
Hal ini juga membuatnya sering
mengelompokkan teman-temannya yang berbeda dengan ’kamu’ misalnya “eh Nadin
kamu jangan di sini, kamu kan nggak kursus piano …” atau “ kita di sini
kelompok anak perempuan, anak laki jangan di sini, memangnya kamu tidak malu
main sama anak perempuan …”
Yang Ayah Bunda Sebaiknya Lakukan
Ia masih SULIT menerima
perbedaan. Ia hanya mau bermain dengan teman-teman yang ADA KESAMAANNYA dengannya.
Ayah bunda harus MELATIHNYA untuk dapat melihat bahwa setiap orang diciptakan
berbeda dan masing-masing orang memiliki kelebihan dan kekurangan.
Ayah bunda harus lebih banyak
memperhatikan SIKAP POSITIFNYA.
Kalau ada sesuatu YANG BARU
tolong agar ia DISIAPKAN dan DIBERI PEMAHAMAN lebih dahulu karena ia tidak suka
PERUBAHAN TANPA PERSIAPAN.
Demikian yang sebaiknya dilakukan
ketika anak laki-laki kita berusia 6 - 7 tahun. Semoga kita bisa menjadi ayah hebat dan ibu tangguh yang mampu mendidik anak-anak laki-laki kita dengan
pendidikan terbaik sesuai fitrahnya dan menjadikan anak-anak kita menjadi
anak-anak yang juara dengan akhlak yang baik.
*Sumber : Webinar Ayah Irwan Rinaldi
dan Ustadz Bendri Jaisyurrahman