Beliau menjelaskan garis lurus yang terdapat di dalam gambar
adalah manusia, gambar empat persegi yang melingkarinya adalah ajalnya, satu
garis lurus yang keluar melewati gambar merupakan harapan dan angan-angannya
sementara garis-garis kecil yang ada disekitar garis lurus dalam gambar adalah
musibah yang selalu menghadang manusia dalam kehidupannya di dunia.
“Jika manusia dapat selamat dan terhindar dari cengkraman
satu musibah, musibah lain akan menghadangnya, dan jika ia selamat dari semua
musibah, ia tidak akan pernah terhindar dari ajal yang mengelilinginya.”(HR.
Bukhari).
Dalam situasi apapun, saya dan kamu bisa dikatakan memiliki
angan-angan masing-masing. Apakah itu angan dalam hal dunia ataupun angan dalam
hal ibadah dan akhirat.
Pun begitu disaat pandemi covid ini, kita tidak tahu apakah
akan selamat atau tidak dari covid, tapi kita sudah punya angan-angan dalam situasi
sekarang ini dan yang akan datang
Ada yang memiliki angan ingin menjadi juara olimpiade, ada
yang berangan-angan memiliki rumah mewah, ada yang berangan-angan mencapai
posisi karir yang diimpikan, ada yang berangan-angan ingin umroh tahun depan,
ada yang berangan-angan ingin taubat ketika memasuki usia tertentu, ada yang
berangan-angan ingin memiliki pesantren yatim, ada yang berangan-angan ingin
memakmurkan masjid jika covid selesai, dan banyak angan lainnya
Angan manusia tidak selalu terwujud, seperti yang
disampaikan Baginda Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam diatas, terkadang
apa yang diinginkan tak selalu bisa didapatkan.
Jika angan yang kamu inginkan merupakan angan dunia, maka
berprasangka baiklah ke Allah Azza Wa Jala, kalau apa yang kamu inginkan
bukanlah yang terbaik untukmu. Seperti firman Allah dalam Surat Albaqoroh ayat
216,”Boleh Jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh
jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui
sedang kamu tidak mengetahui.”
Jadikan angan yang gagal tadi menjadi sebuah pembelajaran.
Jadikan bahan evaluasi, perbaiki kesalahan yang dibuat, dan terus berusaha yang
terbaik. Tugas kita hanyalah melakukan ikhtiar terbaik, untuk urusan hasil biar
Sang Khaliq yang menentukan.
Sahabat Ali Bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu pernah
bertutur,”Ya Allah, saat aku kehilangan harapan dan rencana, tolong ingatkan
aku bahwa cintamu jauh lebih besar daripada kekecewaanku, dan rencana yang
Engkau siapkan untuk hidupku jauh lebih baik daripada hidupku.”
Tidak salah jika kita memiliki angan-angan tentang dunia,
silahkan saja, karena hukum asalnya adalah boleh. Akan tetapi jangan sampai
angan-angan kita tentang dunia membuat kita luput untuk kehidupan yang 1
harinya sama dengan 1000 tahun. Karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala sudah
mengingatkan kita dalam Surat Al Hijr ayat 3, “Biarkanlah mereka (di dunia ini)
makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak
mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).”
Pun dengan angan yang bersifat akhirat seperti.. “Jika covid
selesai saya akan memakmurkan masjid”… “Tahun depan ingin belajar puasa”… “Besok
aku tobat”… dan banyak lagi
Sekali lagi tidak ada yang salah dengan angan tersebut,
karena angan tersebut adalah angan yang baik, tapi jangan sampai kita menyesal
karena ajal bisa datang kapanpun
Ada satu pesan yang disampaikan Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhu
yang bisa kita renungi “Jika tiba pagimu, jangan kau tunggu sore, jika tiba
soremu, jangan kau tunggu pagi. Gunakan sehatmu sebelum datang sakitmu,
manfaatkan hidupmu sebelum tiba matimu”
Banyak meme yang mengkisahkan seseorang yang berkata besok
akan bertaubat, lalu dia tidur dan tak bangun lagi. Meme itu bisa jadi merupakan
kenyataan yang banyak terjadi, karena ajal seringkali datang tanpa permisi dan
mendadak
Tidak berbeda dengan angan dunia dan angan akhirat diatas,
hal yang sama juga terjadi dengan orang yang berhijrah. Banyak yang
berangan-angan setelah berhijrah ingin memiliki teman yang sholeh/sholehah,
ingin kaya yang berkah, ingin memiliki keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah,
dan banyak ingin lainnya. Tapi seringkali kenyataannya tidak seperti angan
sebelumnya. Ternyata setelah hijrah temannya juga suka ghibah, ternyata setelah
hijrah justru diuji hartanya, ternyata setelah hijrah kehidupan rumah tangganya
justru memiliki banyak masalah karena setelah hijrah tidak satu frekuensi, dan
banyak hal lainnya.
Ketika kamu sudah menuju kearah yang lebih baik tapi
kehidupan ternyata tidak sesuai angan, maka ingatlah firman Allah dalam Surat
Muhammad ayat 31 “Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami
mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami
menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.” Dalam Surat Ali Imran ayat 195, Allah
juga berfirman, “Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan
berfirman): “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang
beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu
adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang
diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan
yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah
Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya,
sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik.”
Ketika kita berhijrah dan kenyataan tidak sesuai dengan
angan kita, maka berprasangka baiklah ke Allah, karena Allah ingin kita
meninggalkan yang haram hanya karena Allah, bukan karena yang lain, dan untuk
membuktikan harus diuji, diuji dan diuji apakah hijrah kita karena Allah atau
karena dunia.
Silahkan mengejar angan kita masing-masing. Boleh jadi dalam
mengejar angan kita mengalami kegagalan atau kesulitan. Jangan pernah menyerah
ketika menemui kegagalan… evaluasi, tetap ikhtiar dan berbaik sangka ke Allah
Jalla Jalaluhu. Jangan larut dalam angan dunia kita yang kenyataannya tidak
sesuai harapan.
Dan ketika angan kita ternyata sesuai harapan, maka jangan
terlalu larut dalam kebahagiaan sampai kita berbuat berlebihan. Tetap bersyukur
dan batasi kebahagian sewajarnya.
Hal yang penting dalam mengejar angan, adalah selalu ingat
dengan pemutus angan dan kenikmatan manusia, yaitu kematian. Karena kematian
itu, jika diingat oleh orang yang sedang dalam kesusahan hidup, maka akan bisa
meringankan kesusahannya. Dan jika diingat oleh orang yang sedang senang, maka
akan bisa membatasi kebahagiaannya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar